Nasrun Panjul melipat Alqurannya. Malam jumat lepas magrib yang biasanya dihabiskan dengan tahlil dan yasinan bersama keluarga, kali ini dilewatkan.
Dia sedang didatangi oleh Lek Darmo, mantan copet pasar itu. Bersamanya pula ada Gumino dan Saryono. Seperti biasa, meminta petunjuk yang sebenarnya tak perlu-perlu amat.
"Nyuwun pandangan tentang pilpres niki, mas Panjul," tanya Le Darmo ga sabar.
Nasrun Panjul menata cara duduknya dengan bersila. Merapikan sedikit sarung yang terlihat agak kendor agar tak mudah lepas. Lalu bercerita,
"Kala Demak sedang bebenah, para wali berkumpul. Panembahan Jin bun, nama asli Raden Fatah kala kecil, yang saat itu sedang menjabat sebagai adipati di Glagah wangi duduk mendengarkan petuah para wali ."
Sunan Giri yang menjadi pimpinan para wali itu berkata kepada Raden Fatah.
"Nakmas Fatah, kami telah sepakat mempercayakan kesultanan Demak ke depan di pundakmu. Meski kami tahu engkau terus saja menolak, tapi atas pertimbangan untuk kemaslahatan masyarakat ke depan, ada baiknya Nakmas Fatah tidak mengembalikan amanat itu. Terima saja,"
"Ampun romo Sunan," kata Raden Fatah. "Bukannya menolak. Tetapi memang tugas ini terlalu berat bagi saya. Apalagi, saya belum genap belajar soal agama dari para romo Sunan. Meski persoalan ketataprajaan, atas bimbingan kanjeng Sunan Ngudung Usman Haji, cukup membantu saya dalam menata kadipaten Demak Bintoro," jawan Raden Fatah menunduk.
"Justru itu, kami menilai nakmas Fatah sangat fasih soal tatapraja. Ke depan, jika ada persoalan yang rumit, kami sudah disiapkan pedoman buat menjalankan roda pemerintahan. Namanya Kitab Selokantara dan Jugul Muda," kata Sunan Giri yang punya lain Joko Samudra.
Kitab Selokantara dan Jugul Muda disusun oleh Para sunan. Merujuk pada banyak referensi, ia berisi tata cara dan aturan dalam mengelola negara. Mungkin istilah yang tepat adalah dasar-dasar mendirikan negara dan Undang-undang yang berlaku dalam ketatanegaraan.
"Nakmas tidak sendiri. Kami turut bertanggung jawab. Biarlah nakmas konsentrasi menjadi panatapraja, kami-kami ini akan menjadi panatagama. Akan selalu mengingatkan kalau ke depan nakmas ada keliru atau perlu nasehat2 dalam menjalankan roda pemerintahan Demak," bujuk mantu Sunan Ampel itu.