Lihat ke Halaman Asli

Audytrie S O

Mahasiswa

Implikasi Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Diperbarui: 8 Desember 2022   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

IMPLIKASI FILSAFAT PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA

Oleh : Audytrie Senni Oktaviany

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan nyawa bagi masa depan bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan pendidikan sebagai roh dari kehidupan bangsa dan sebagai pilar dalam membangun bangsa, dalam hal ini tersimpan untuk pendidikan demi untuk kemajuan bangsa. Saat ini anak-anak Indonesia mempunyai peluang untuk bersekolah namun, masih banyak sekitar 4,1 juta anak dan remaja yang berumur 7-28 tahun tidak mempunyai kesempatan untuk bersekolah kemungkinan dari mereka ini dari keluarga miskin, tinggal di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal) yang tidak mempunyai kesempatan untuk bersekolah dan putus sekolah. Hal tersebut juga diperkuat dengan ketertinggalan bangsa Indonesia dengan masih banyak anak-anak yang belum memiliki keterampilan dasar seperti tingkat kemahiran dalam membaca. Saat ini kurang dari setengah siswa yang berusia 15 tahun memiliki tingkat kemahiran dalam membaca yang minimum dan tingkat kemahiran dalam matematika sepertiganya (Fadia & Fitri, 2021). Berdasarkan hal tersebut remaja Indonesia kehilangan kesempatan untuk memgembangkan  potensi dan kemampuan skarena tidak bersekolah dan tidak memiliki kesempatan untuk bekerja dan terdapat pengangguran akibatnya lebih kurang sekitar 15 persen.

Pendidikan sebagai media pusat  dalam mempersiapkan generasi emas Indonesia terutama dalam pembentukan karakternya (Gularso, 2020).  Karakter harus dibangun berdasarkan sifat yang holistic dan komprehensif serta bersifat pancasilais. Bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga penanaman karakter terhadap generasi muda atau dikenal dengan generasi emas bangsa Indonesia yang harus berlandaskan pada tiga nilai yaitu kejujuran, kebenaran, dan keadilan (Abi, 2017).

Mutu Pendidikan adalah dua istilah yang berasal dari mutu dan Pendidikan. Memiliki makna bahwa merujuk pada kualitas dari suatu produk yang dapat diidentifikasi dari banyaknya prestasi yang dimiliki oleh siswa yang diajarkannya serta relevansi lulusan dengan tujuannya. Dalam hal membangun kualitas dan mutu Pendidikan Indonesia dapat dilakukan secara bersama-sama lapisan masyarakat dan juga pemerintah terutama para pendidik yang dapat menjadi pengaruh penuh dalam kualitas pendidikan di Indonesia (Temon Astawa, 2017). Pendidikan adalah investasi bagi bangsa Indonesia yang tidak hanya sekedar didapatkan dan dinikmati dalam kesempatan seadanya tetapi butuh perjuangan dalam pemerataan Pendidikan (Rasyid, 2015). Pengelolaan Pendidikan akan terus menjadi perbincangan atau isu yang akan berkembang di dalam di dunia Pendidikan, oleh karena itu, dibutuhkan upaya dalam peningkatan mutu Pendidikan. Hal tersebut merupakan usaha yang harus diupayakan agar Pendidikan dapat berkualitas dan harapan yang tercapai (Suprayogo & Islam, n.d.). Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi mutu Pendidikan diantaranya kurikulum, fasilitas Pendidikan, peraturan Pendidikan, aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia Pendidikan, terutama dalam proses belajar mengajar, yang disertai pendekatan dan metode yang digunakan serta evaluasi dan biaya Pendidikan.

Dengan adanya Pendidikan yang bermutu dapat meningkatkan kemampuan yang akan dihadapi Generasi emas tahun 2045, dimana generasi emas ini merupakan harapan masa depan bangsa Indonesia dapat dilakukan melalui penanaman pendidikan karakter yang dapat diterapkan untuk mencapai golden generation yaitu, (1) mendekatkan diri pada Tuhan, (2) rendah hati, (3) tidak mudah menyerah, (4) tidak Mengeluh, (5) motivator dan (6) selalu berbahagia. Upaya Peningkatan mutu Pendidikan dapat menjadi usaha yang harus diupayakan dengan terus menerus agar harapan untuk pendidikan yang berkualitas dan relevan dapat tercapai.

Ki Hadjar Dewantara adalah tokoh pendidikan yang juga menjadi dalang filsafat pendidikan Indonesia ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, dan akhirnya menjadi simbol pendidikan di Indonesia. Namun, hal tersebut tidak sepenuhnya diterapkan dalam pendidikan. Pemahaman parsial generasi muda atau bahkan pemahaman yang nihil terhadap filosofi bisa jadi sumber masalahnya.

Ada masalah mendasar dalam pendidikan Indonesia terkait dengan rendahnya hasil belajar. Peringkat ujian PISA (Program for International Student Assesment) Indonesia tahun 2018. Mata pelajaran matematika misalnya, Indonesia berada di peringkat 72 (tujuh puluh dua) dari 78 (tujuh puluh delapan) negara peserta PISA. Sedangkan ujian untuk mata pelajaran IPA dan membaca juga relatif sama (Peraturan Menteri No Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024, 2020).

Untuk mendukung kualitas pendidikan di Indonesia, kita harus memiliki pemahaman penuh tentang filosofi yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara. Itu lahir dari upaya untuk memiliki orang-orang yang mandiri. Sehingga, kita perlu meninjau kembali filosofi untuk memiliki pemahaman yang lebih baik. Oleh karena itu artikel ini akan membahas mengenai konsep Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan implikasinya dalam meningkatkan  kualitas pendidikan di Indonesia.

PEMBAHASAN

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline