Romantisme Layla Majnun: Menyelamatkan Lingkungan Dengan Kasih Sayang
Kisah epic ini dikarang oleh Syaikh Nizami Ganjavi, seorang penyair terkenal dari persia. Buku ini diterbitkan oleh Arruz Media yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Buku ini memiliki tebal 244 halaman, buku yang tidak tebal dan juga tidak terlalu tipis untuk buku sastra epik seperti ini. Penggunaan bahasa dalam buku ini tidak terlalu sulit untuk dipahami, dengan syair-syair yang dilantunkan Majnun seolah-olah kita menyaksikan langsung kisah cinta mereka. Dalam hal percintaan manusia sering kali hanya mencintai terbatas pada seseorang yang kita cintai, tetapi makna cinta bukanlah seperti itu bagi Majnun.
Cintanya kepada Layla membawa rahmat bagi yang ada di sekitarnya, seperti kisahnya ketika Majnun akan pergi menuju kabilah Layla, dalam perjalanannya Majnun melewati seseorang yang sedang sholat dan kemudian ia ditegur
"Wahai Majnun, tidakkah kau melihat kami sedang melaksanakan Sholat disini ketika kau lewat?Tapi kau secara acuh tak acuh malah melangkahi kami" dan Majnun pun menjawab teguran dari orang tersebut "Demi Allah, saat kalian sholat, aku sama sekali tak melihat kalian. oh wahai Manusia, tidakkah engkau merasakan cinta kepada tuhanmu? Hingga ketika engkau sedang beribadah kepadanya kau masih memperhatikanku yang sedang lewat di depanmu? apakah cintamu kepada Tuhanmu tak sebesar cintaku kepada Layla? Sungguh ketika aku merindukan layla dan melangkah menuju rumahnya aku tak melihat apapun kecuali Layla dan hal yang menunjukkan aku ke jalan menuju pertemuan dengan Layla yaitu Anjing itu. Bilamana kalian cinta kepada Allah sebagaimana aku cinta kepada Layla maka kalian tidak akan melihatku.
Selain itu cinta Majnun kepada Layla juga menunjukkan bahwa cinta selalu berkaitan dengan keindahan. Sesuatu yang indah akan mengingatkannya dengan kekasihnya, dan karena keindahan ini Majnun tidak ingin segala sesuatu yang indah itu dirusak oleh orang-orang yang tak memahami apa itu cinta. Dikisahkan bahwa Majnun memberikan pelajaran tentang cinta ketika seseorang hendak menebang sebuah pohon kemudian ia mendekat dan berteriak
"Wahai tukang kayu, pernahkah cinta menyapa hatimu? pernahkah seorang wanita memenuhi dahaga jiwamu, lalu engkau merasa senang dan bergetar seluruh syarafmu? pernahkah engkau merasakan cinta seorang gadis menyinari, mempesona dan menaburi setiap berkah keberuntungan yang selalu bertambah padamu? maukah engkau jika semua rasa itu tetap berada dalam jiwamu? jika engkau pernah merasakan semua itu, maka hentikan tanganmu yang telah terangkat, tahan tebasan itu, bebaskan pohon cemara dari kapakmu dan jadilah engkau sahabatku.
Dalam kisah selanjutnya Majnun menghentikan seorang pemburu yang akan menangkap dan mengarahkan pisaunya ke leher rusa. Sebelum pisau itu menyentuh leher rusa Majnun berteriak mengejutkan si pemburu dan mengatakan:
"Jika dadamu masih memiliki perasaan, tahanlah tanganmu! karena merupakan kejahatan jika engkau ingin mengalirkan darah rusa. Dia akan merasakan kesakitan. Bebaskan rusa yang jatuh dalam perangkapmu, karena sesungguhnya keindahan adalah hidup dan kebebasan. hatimu pasti sekeras pualam dan tidak mempunyai belas kasihan seperti serigala dan harimau, sehingga berusaha membunuh mata besar dan hitam yang bersinar menyenangkan bak mata Layla. tahanlah pukulan yang kejam itu sahabatku karena lehernya lebih pantas dilingkari untaian emas. lihatlah tubuhnya yang ramping, kepolosan dan kelembutan yang terpancar di wajahnya. Wahai, janganlah engkau melakukan perbuatan kejam, mengalirkan darah dari musuh yang tidak bersalah!"
kemudian si pemburu berkata "tetapi! ini milikku! aku tidak akan melepaskannya inilah tabiat seorang pemburu bebas dari kesalahan. mengintai dan menangkap adalah hukum rimba" lalu Majnun berkata dengan lembut " Sungguh takutlah kepada Allah wahai pemburu, lepaskanlah dia, jangan engkau membunuhnya dan ambil kudaku sebagai ganti. Rusa itu seperti hidupku dan pisaumu membuat getar urat-urat leherku." kemudian sang pemburu merasa senang dengan tawaran Majnun dan rusa itu pun bebas dan berlari dengan gesit. Majnun menatap kepergiannya, sampai rusa itu hilang dari pandangan.
Dari kisah tersebut terkandung beberapa pelajaran diantaranya adalah:
1. Pelajaran tentang Cinta melalui Keindahan: Majnun menghentikan tukang kayu dan pemburu, memberikan pelajaran tentang cinta melalui keindahan. Dia menunjukkan bahwa cinta selalu berkaitan dengan keindahan, dan ia berusaha melindungi keindahan alam dari tangan yang dapat merusaknya.
2. Penolakan terhadap Kekerasan terhadap Alam: Menolak Tindakan Kejam: Majnun menolak tindakan kejam terhadap alam dan makhluk hidupnya. Dia mencegah seorang pemburu untuk tidak membunuh rusa, memperingatkan tentang kejahatan mengalirkan darah dari musuh yang tidak bersalah.
3. Pemahaman tentang Kebebasan dan Kehidupan: Majnun juga menyoroti pemahaman tentang kebebasan dan kehidupan. Dia memahami bahwa keindahan dan kebebasan adalah hak setiap makhluk hidup, dan tindakan kejam harus dihindari.
Resensi Buku Layla Majnun Karangan Syekh Nizami Ganjavi,Penerbit Arruz Media
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H