Lihat ke Halaman Asli

Audry Nurrizka Moheta

Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya

Sejauh Mana Pendidikan Memberi Dampak Pada Pembentukan Karakter Siswa Sekolah Dasar?

Diperbarui: 4 Oktober 2024   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi  PLP 

Penulis ; Audry Nurrizka Moheta, Dwi Cahaya Nurani

Pendidikan di sekolah dasar memainkan peran krusial dalam membentuk karakter anak. Di usia ini, anak-anak berada dalam tahap perkembangan yang sangat peka, di mana nilai-nilai dan sikap yang mereka pelajari akan membentuk kepribadian mereka di masa depan. Presiden RI Joko Widodo, dalam arahannya, menyatakan bahwa untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas selama periode 2019-2024, ada lima tindakan strategis yang perlu dilakukan. Salah satunya adalah meningkatkan pendidikan karakter dan penerapan Pancasila secara berkelanjutan. Pendidikan karakter harus terus diajarkan dan ditanamkan kepada siswa, termasuk nilai-nilai seperti kasih sayang, teladan, moralitas, perilaku, dan kebhinekaan.

Disebutkan dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan bahwa guru harus dapat melaksanakan pembelajaran yang mengarahkan peserta didiknya secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan lainnya yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 

Dalam situasi saat ini, di mana kekerasan di kalangan remaja dan masyarakat meningkat, penggunaan bahasa yang kasar oleh siswa, menurunnya rasa hormat terhadap orang tua dan guru, serta rendahnya rasa tanggung jawab individu dan kelompok, ditambah dengan membudayanya kebohongan dan ketidakjujuran, serta meningkatnya rasa saling curiga dan kebencian, menjadikan pendidikan karakter sebagai prioritas yang perlu terus diperkuat. 

Aristoteles berpendapat bahwa karakter merupakan kebiasaan yang dibentuk melalui tindakan berulang. Ia menekankan bahwa keutamaan moral dikembangkan melalui praktik dan pengalaman. Sejalan dengan hal itu, karakter merupakan hasil dari proses yang panjang yang melibatkan pengulangan tindakan yang baik. Dalam pandangannya, pendidikan dan lingkungan sosial juga memainkan peran penting dalam membentuk karakter, karena interaksi dengan orang lain dan pengalaman hidup memberikan konteks bagi perkembangan nilai-nilai moral.

Sekolah dasar adalah lembaga pendidikan formal yang biasanya mencakup tingkat pendidikan awal bagi anak-anak, umumnya mulai dari usia 6 hingga 12 tahun. Tujuan utama sekolah dasar adalah memberikan dasar pengetahuan dan keterampilan, termasuk membaca, menulis, matematika, serta pengembangan sosial dan emosional. Selain itu, sekolah dasar juga mengajarkan nilai-nilai moral dan karakter, mempersiapkan siswa untuk pendidikan lanjutan dan kehidupan sehari-hari. Peran guru dalam pendidikan karakter sangat vital. Mereka tidak hanya menyampaikan pengetahuan akademis, tetapi juga membentuk karakter dan nilai-nilai yang akan menjadi landasan bagi anak-anak di masa depan. Melalui sikap, pengajaran, dan interaksi yang positif, guru dapat berkontribusi besar terhadap pembentukan karakter anak sekolah dasar.

Dalam pelaksanaannya, pendidikan karakter tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga dapat dilakukan melalui pendekatan berbasis sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dalam konteks pendidikan berbasis sekolah, institusi pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai lingkungan yang mendukung peningkatan karakter siswa, yang merupakan aspek terpenting dari pendidikan karakter itu sendiri. Dengan kata lain, sekolah bukan sekadar tempat untuk "men-transfer pengetahuan," melainkan juga sebagai lembaga yang berperan dalam proses pembelajaran yang berorientasi pada nilai-nilai baik. 

Selain itu, sekolah memiliki tanggung jawab tidak hanya untuk menghasilkan siswa yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dalam hal karakter dan kepribadian. Pada dasarnya, pendidikan karakter yang ada di sekolah dasar bertujuan untuk menciptakan siswa yang memiliki keseimbangan dan keselarasan antara pengetahuan akademik, sikap atau perilaku yang baik, serta keterampilan yang relevan dengan era revolusi industri 4.0 dan Society 5.0. Diharapkan, dengan terus memperkuat pendidikan karakter, siswa tidak hanya akan memiliki pengetahuan akademik yang baik, tetapi juga karakter yang berkualitas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline