Lihat ke Halaman Asli

Flash A Memory

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terngiang dentingan piano yang kau mainkan untukku.
Melodi yang mengalun mengiringi nada yang terdengar lembut.
Senyummu untukku membuatku tersenyum sendiri di tengah harmoni.
Pandanganmu membekukan pandanganku ke dalam matamu.
Kupejamkan mataku, menghindari pandanganmu.
Merasuki setiap melodi dengan tempo yang sempurna, mengartikan berjuta kata yang tak pernah terucap.

Teringat setiap kata yang pernah kau ucapkan.
Caramu memanggil namaku dengan nada yang kusuka.
Kalimat yang tertata rapi selalu berhasil membuatku mengabadikannya.
Lelucon yang mengukir senyum pada bibirku di saat aku sedih.
Janji yang begitu saja terucap, aneh.

Tercium wangi tubuhmu saat kau tak ada di dekatku.
Tersentuh sentuhan tanganmu saat tak ada seorangpun di sisiku, tidak juga kamu.
Terdengar suara tawamu saat kau berada di seberang samudera.
Terasa gerak gerikmu tak bisa diam saat kau sudah terlelap entah di mana.

Tapi yang kutahu, kau selalu di sini.
Menghantui bayanganku.
Merasuki pikiranku.
Membeku dalam hatiku.
Meleburkan imajinasiku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline