Lihat ke Halaman Asli

Desa Pucung, Kediri

Diperbarui: 27 Februari 2021   09:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hallo, saya Audrey Arthamira Dewi Mahasiswi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti jurusan Perhotelan angkatan 2019 dan saya sebagai penerima Beasiswa Unggulan Kemendikbud tahun 2019. 

Ini adalah cerita perjalanan saya menuju ke Desa Pucung yang terletak di Kota Kediri, Provinsi Jawa Timur. Saya berangkat bersama dengan 2 orang teman saya yaitu, raply dan nara dengan tujuan untuk mengunjungi rumah nenek dari raply. Kami berangkat menggunakan transportasi kereta api dari stasiun Pasar Senen menuju stasiun Kertosono. 

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 13 jam dengan kereta api akhirnya kami sampai juga. Kami melanjutkan perjalanan menuju rumah nenek raply dengan berjalan kaki, sengaja memang memilih berjalan kaki agar bisa merasakan suasana di kota ini. Kami berjalan menuju pasar yang ada didaerah tersebut sekaligus menunggu angkutan umum untuk menuju ke desa Pucung yang ternyata dalam sehari hanya ada 2 kali perjalanan antar jemput yang dilakukan oleh angkutan umum untuk menuju ke desa pucung dan kami beruntung tidak ketinggalan penjemputan terakhir pada hari itu. 

Di sepanjang jalan kami disuguhi oleh berbagai macam parade yang dilakukan oleh adik-adik sekolah dasar yang ada didaerah tersebut karena memang momentnya pas sekali 3 hari menjelang hari kemerdekaan negara tercinta kita ini. 

Senang rasanya melihat raut wajah adik-adik di daerah yang sepertinya sangat bahagia mengikuti parade ini ditambah lagi dengan mereka menggunakan kostum yang sangat unik-unik. 

Ada yang menggunakan kostum seperti raja-raja pada masa penjajahan, lalu ada yang menggunakan kostum persis seperti yang dipakai oleh Presiden pertama negara kita ini, lalu ada yang menggunakan kostum tarian khas didaerah tersebut maupun daerah lain yang ada di indonesia. 

Singkat cerita kami tiba di desa pucung setelah menempuh perjalanan hampir 2 jam menggunakan angkutan umum. Sesampainya disana kami langsung disambut oleh neneknya nara. Lalu kami diberi kamar untuk tempat beristirahat, karena keesokan harinya kami akan berjalan-jalan di desa ini. 

Hari yang dituggu pun tiba, kami mulai berkeliling di desa ini ditemani oleh salah satu warga desa yang bernama Rio, rio ini salah satau remaja yang tinggal dekat dari rumah neneknya nara. Kami diajak melihat sawah milik warga desa yang katanya sekali panen biasa nya desa akan penuh dengan truk besar yang membawa sepeda motor, karena ternyata sekali panen biasanya warga akan membeli kendaraan baru entah itu sepeda motor atau mobil. 

Lalu kami diajak meneju ke gunung kelud dan ternyata setelah kami kesana sedang ada seperti pekerjaan proyek, sehingga kami tidak bisa sampai ke gunung kelud. Singkat cerita kami memilih untuk kembali ke desa dan memutuskan untuk membeli cemilan disalah satu warung koperasi di desa pucung. 

Saat kami sedang membeli persediaan makanan tiba-tiba ada 3 adik kecil yang mengikuti kami, karena saya penasaran akhirnya saya tanya ke mereka kenapa mengikuti kami dan adik-adik itu menjawab "kakak lagi KKN ya?". Jadi mereka biasanya hampir setiap tahun selalu ada mahasiswa yang datang untuk melakukan KKN(Kuliah Kerja Nyata) dan menginap didesa ini sekaligus bermain bersama adik-adik ini. 

Akhirnya kami pun berkenalan dengan adik adik ini dan adik-adik ini bernama Diko, Weta, Geri. Akhirnya selama didesa ini pun mereka ikut menemani kami, sampai pada tanggal 17 Agustus kami  diajak untuk meramaikan acara lomba didesa itu.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline