"Papa Wifi lemot!" Terdengar teriakan dari dua remaja yang sedang main online di kamar masing-masing.
Kebiasaan kalau lagi serunya main game dan signal Wifi lemot, semua pada teriak. Sedangkan kalau sinyal bagus anteng tidak terdengar suaranya.
Sepertinya keluhan yang sama hampir setiap hari terdengar.
Sebelum pindah ke Bandung internet dan TV Kabel yang dipakai dari First media sebetulnya masalah juga tetap ada walaupun sudah ditambah Mbps. Untuk satu keluarga terdiri dari 4 orang rasanya 20 Mbps cukup tergantung apa pemakaiannyaa. Ternyata anak remaja lebih konsumtif dengan aplikasi game.
Sudah diberi Wifi masih kurang juga. Alhasil diberi juga Internet Plan My PRIO dari XL di telepon genggam yang bisa digunakan untuk keadaan darurat apabila sinyal dari Wifi menghilang. Tetapi masih kurang .... Sebagai orang tua tidak bisa terus menerus menuruti kemauan anak untuk mengupgrade kecepatan Mbpsnya.
Berpindah daerah ada masalah tersendiri. Yang biasanya memakai First Media sekarang berganti Internet dan TV Kabel dari Megavision. Karena jaringan First Media belum ada di daerah tempat tinggal yang baru.
Internet yang digadang-gadangkan memakai teknologi "Fiber To The Home". Mengambil paket Gold dengan Speed (up to) 20Mbps. Masalah yang datang sedikit berbeda. Entah apa sama juga. Posisi modem di bawah tangga apa mempengaruhi daya jangkau sinyal internet.
Daripada menambah Speed atau kecepatan dicari alternatif lain untuk daya jangkau sinyal ke ruang atas.
Beli di toko online banyak pilihan Wifi repeater untuk memancarkan daya jangkauan seperti "TP-link Range Extender" yang bisa dipasang di stop kontak dan bisa dipindahkan di tempat yang memang membutuhkan kecepatan internet yang tinggi.
Masalah selesai?