Lihat ke Halaman Asli

Audrey Casimira

d3 manajemen pemasaran unair

Permasalahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus Globalisasi

Diperbarui: 3 September 2024   17:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Globalisasi berkembang di seluruh dunia dengan kecepatan yang semakin cepat, seiring dengan pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi. Pesatnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi merupakan dua fenomena yang saling berhubungan. Mereka saling membantu. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan untuk globalisasi. Jika individu tidak berpikir secara internasional, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga berjalan lambat.

Invasi cita-cita Barat ke dalam masyarakat Indonesia sebagai akibat globalisasi menimbulkan bahaya bagi budaya asli yang merupakan ciri lokalitas wilayah bangsa ini. Kesenian daerah seperti ludruk, ketoprak, wayang, gamelan, dan tari sangat terancam oleh pertumbuhan budaya pop khas Barat yang semakin diserukan publik karena dianggap lebih kontemporer. Pergaulan bebas dan pandangan individualistis yang dibawa oleh globalisasi adalah ancaman lain terhadap budaya tradisional, yang menjunjung tinggi tepo seliro, toleransi, keramahtamahan, dan penghormatan terhadap orang yang lebih tua. Dalam keadaan seperti itu, tanggapan yang buruk terhadap globalisasi dapat menyebabkan terhapusnya budaya lokal.

Globalisasi yang berjalan seiring dengan modernitas dan merupakan produk sampingan dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, merupakan suatu proses yang mau tidak mau akan merambah ke seluruh pelosok dunia. Globalisasi yang didorong oleh teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan revolusi sosial yang mempengaruhi setiap aspek kehidupan. Ini merestrukturisasi struktur organisasi dunia bisnis, mengaburkan garis antara bisnis, media, dan pendidikan, dan mempromosikan redefinisi perdagangan dan investasi, pemerintahan, kesehatan, hiburan, dan pola kerja serta pola interaksi sosial antara komunitas dan individu. Ini adalah dilema yang dihadapi semua negara, budaya, dan manusia di planet ini.

Akibatnya, hanya ada sedikit hambatan substansial untuk aliran budaya lintas daerah. Bahkan jika ada perbedaan yang signifikan antara budaya, batas kedaulatan nasional tidak dapat menahan infiltrasi budaya lain. Pembatasan yang ketat dan dapat ditegakkan secara hukum terhadap penetrasi budaya asing tidak efektif karena kemampuan informasi dan komunikasi global untuk menghindarinya.

Untuk mentransformasikan budaya lokal suatu bangsa menjadi budaya universal yang disambut baik oleh masyarakat internasional, tidak perlu dianggarkan sumber daya keuangan yang signifikan. Suatu bangsa dapat mengekspor budayanya ke seluruh dunia hanya dengan menjadi mahir dalam teknologi informasi dan komunikasi.

Mahasiswa Universitas Airlangga berafiliasi agar mampu memimpin gerakan reformasi di industri apapun, tidak hanya yang terkait dengan program studinya masing-masing tetapi juga yang menyangkut sistem, pola, dan model gerakan sosial kemahasiswaan akademik yang sesuai dengan kondisi. dan keadaan pada saat itu.

Mahasiswa Universitas Airlangga dapat menjunjung tinggi adat dan pengetahuan daerah yang telah diwariskan selama bertahun-tahun sebagai identitas bangsa, memastikan kelangsungan budaya saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline