Lihat ke Halaman Asli

Audi Wiranata

Mahasiswa

Ngaben adalah Upacara yang Boros?

Diperbarui: 19 Juli 2023   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ngaben adalah upacara kremasi yang dilakukan dalam tradisi agama Hindu di Bali, Indonesia. Meskipun Ngaben adalah upacara yang penting dan memiliki makna mendalam bagi masyarakat Bali, tidak tepat untuk menggambarkannya sebagai upacara yang "boros" secara finansial.

Ngaben memiliki akar sejarah dan tradisi yang panjang di Bali. Upacara ini memiliki kaitan erat dengan ajaran agama Hindu dan kepercayaan masyarakat Bali terkait dengan kehidupan setelah kematian.

Menurut kepercayaan Hindu Bali, setelah seseorang meninggal dunia, rohnya meninggalkan tubuh fisik dan melanjutkan perjalanan menuju alam spiritual. Ngaben dianggap sebagai prosesi penting untuk membebaskan roh yang telah meninggal dan memungkinkannya melanjutkan perjalanan ke alam spiritual yang lebih tinggi.

Awal mula Ngaben dapat ditelusuri ke ajaran agama Hindu dan mitologi Hindu. Dalam kitab suci Hindu yang disebut "Wedha", terdapat konsep tentang siklus kelahiran dan kematian yang dikenal sebagai "Samsara". Menurut Samsara, kehidupan manusia merupakan bagian dari siklus tak terputus dari kelahiran, kematian, dan reinkarnasi. Ngaben melambangkan penyelesaian dari siklus ini dan pembebasan roh dari dunia fisik.

Selain ajaran Hindu, Ngaben juga dipengaruhi oleh budaya Bali dan tradisi leluhur. Upacara pemakaman yang melibatkan pembakaran jasad telah ada di Bali sejak zaman kuno. Tradisi ini terkait dengan kepercayaan bahwa melalui pembakaran, jasad akan kembali ke elemen alam dan roh akan memasuki alam spiritual.

Ngaben menjadi lebih terorganisir dan terstruktur pada abad ke-9 ketika agama Hindu mulai berkembang di Bali. Pada saat itu, upacara pemakaman menjadi lebih formal dengan melibatkan prosesi yang lebih kompleks dan ritual yang terperinci. Perkembangan ini terjadi seiring dengan penyebaran agama Hindu dan pengaruh dari kerajaan-kerajaan Hindu di Jawa dan India.

Sejak itu, Ngaben telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Bali. Upacara ini dianggap sebagai kewajiban moral dan spiritual bagi keluarga yang telah kehilangan anggota keluarga. Ngaben juga berperan penting dalam memperkuat hubungan sosial di masyarakat Bali, karena menjadi momen di mana keluarga, tetangga, dan komunitas berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal.

Dengan demikian, awal mula Ngaben dapat ditelusuri ke ajaran agama Hindu, mitologi Hindu, serta tradisi dan budaya Bali. Kombinasi dari berbagai elemen ini membentuk upacara pemakaman yang khas dan memiliki makna mendalam bagi masyarakat Hindu Bali.


Menurut ajaran Hindu, setiap manusia memiliki lima elemen dasar, yang dikenal sebagai "Pancamahabhuta." Lima elemen ini adalah bumi (Prithvi), air (Apah), api (Tejah), udara (Vayuh), dan ether (Akashah). Ketika seseorang meninggal dunia, diyakini bahwa elemen- elemen tersebut kembali ke alam semesta dan tubuh fisiknya harus kembali ke elemen api (Tejah) melalui proses kremasi.

Asal mula Ngaben dapat ditelusuri ke kitab-kitab suci Hindu seperti "Wedas" dan "Purana." Dalam ajaran Weda, ada konsep tentang "Samskara," yang merupakan serangkaian ritus atau upacara yang mengiringi setiap tahap kehidupan, termasuk kelahiran, pernikahan, dan kematian. Ngaben adalah salah satu dari banyak samskara yang dianggap penting dalam rangka membebaskan roh dari siklus reinkarnasi dan mempersiapkannya untuk perjalanan menuju alam rohaniah yang lebih tinggi.

Upacara Ngaben di Bali berbeda dari praktik kremasi di tempat lain. Di beberapa budaya, kremasi mungkin berlangsung tanpa upacara agama atau hanya sebagai proses pemrosesan jasad. Namun, di Bali, Ngaben dianggap sebagai peristiwa penting yang melibatkan seluruh komunitas dan kerabat. Prosesi Ngaben diwarnai dengan berbagai ritual dan upacara yang sarat makna, yang melibatkan keluarga, tetangga, dan masyarakat setempat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline