Candi Badut adalah salah satu candi Hindu tertua di Jawa Timur, terletak di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Candi ini diduga berasal dari sekitar abad ke-8 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan, berdasarkan analisis arkeologi dan Prasasti Dinoyo yang ditemukan di dekat lokasi candi. Nama "Badut" kemungkinan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti "pendeta" atau "tokoh suci." Beberapa pendapat juga mengaitkan nama ini dengan lokasi candi yang dianggap sebagai pusat spiritual di masa lampau. Candi Badut dibangun untuk menghormati Dewa Siwa, yang menjadi dewa utama dalam ajaran Hindu Siwaisme. Candi ini diduga digunakan sebagai tempat pemujaan dan upacara keagamaan oleh masyarakat setempat.
Pada masa jayanya, Candi Badut berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan upacara dan pemujaan kepada Dewa Siwa, sebagaimana dibuktikan oleh penemuan Lingga dan Yoni di area candi. Peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi meliputi:
- Upacara Pemujaan:
Masyarakat setempat kemungkinan besar rutin mengadakan upacara untuk memohon kesuburan dan perlindungan kepada Dewa Siwa.
- Ritual oleh Raja Gajayana:
Raja dan keluarganya mungkin menggunakan candi ini untuk ritual kerajaan dan persembahan spiritual.
Pengaruh pada Identitas Nasional
- Peningkatan Kesadaran Sejarah:
Studi tentang upacara pemujaan di Candi Badut membantu masyarakat memahami akar sejarah dan spiritualitas bangsa, yang menjadi bagian dari narasi identitas nasional.
- Inspirasi Nilai Kearifan Lokal:
Upacara keagamaan di candi ini menekankan nilai-nilai harmoni dengan alam dan spiritualitas yang relevan hingga kini dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia, Candi Badut menunjukkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah pencipta peradaban besar yang mandiri dan kreatif. Hal ini menjadi landasan semangat kebangsaan dalam menghargai identitas nasional. Candi Badut sebagai situs Hindu mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa keberagaman agama, budaya, dan tradisi telah menjadi bagian integral dari sejarah bangsa. Pengakuan dan penghormatan terhadap keberagaman ini merupakan inti dari semangat kebangsaan Indonesia.
Anggota kelompok 3:
1. Audi Nur Latifa (230103110102)
2. Ika Izzura Ramadhanti (230103110104)
3. Dinda Sakdiyah (230103110105).
4. Anisatul Munasofa (230103110128)
5. Ludfi Ramadhani Hakiki (230103110130)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H