Lihat ke Halaman Asli

Optimalisasi Peran Digital Marketing pada Gen Z di Era Industri 4.0

Diperbarui: 11 Juni 2022   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Transformasi era menuju revolusi industri 4.0 yaitu tranformasi komprehensif yang meliputi aspek industri secara keseluruhan melalui peleburan industri konvensional dengan eksistensi dari adanya teknologi digital dan internet. Generasi Z atau dikenal dengan sebutan Gen Z yang lahir pada rentang tahun 1995 sampai 2010, menjadi pioneer utama sebagai generasi penerus bangsa.

Indonesia harus mengikuti tren agar tidak tertinggal dari negara-negara lain di bidang industri, maka Gen Z yang berpotensi dalam kemampuannya mentolerir terhadap segala perbedaan budaya dan perubahan teknologi, perlu dilatih dan dipersiapkan agar mampu bersaing secara global dalam tranfromasi era revolusi industri 4.0, yaitu dimana semua proses produksi melibatkan internet sebagai penopang utama.

Revolusi industri 4.0 salah satunya didukung oleh teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yaitu peran manusia terutama dalam bidang pekerjaan akan digantikan posisinya oleh robot pada awal perkiraan tahun 2025. Hal ini akan mengancam masa depan karir umat manusia, jika manusia tidak memiliki kemampuan untuk bersaing di masa mendatang.

Industri konvensional saat ini tentu saja memiliki banyak keterbatasan, seperti keterbatasan dalam jumlah produksi maupun distribusi. Oleh karena itu, revolusi industri 4.0 hadir untuk menciptakan lingkungan yang saling terkoneksi dan tanpa adanya batasan. Salah satunya yaitu tranformasi digital marketing.

Digital marketing adalah aktivitas pemasaran berupa produk maupun jasa dengan media digital sebagai wadahnya. Dalam kasus ini, manusia perlu melakukan branding terhadap produknya agar tidak hanya mampu menarik perhatian konsumen saja, tetapi membuat konsumen untuk terlibat dalam proses transaksi dan menjadi berlangganan (loyalty).

Digital marketing secara keseluruhan meliputi 3 komponen utama yaitu traffic, conversion, dan relationship.

  • Traffic: Proses untuk menciptakan jejaring atau konektivitas kepada seluruh pengguna internet di dunia agar dapat menjangkau produk maupun jasa yang dipasarkan. Pada poin ini, peran dari social media sangat dibutuhkan sebagai wadah pengenalan produk kepada dunia luar. Contohnya: digital marketing dilakukan melalui platform TikTok karena platform tersebut sedang ramai digandrungi oleh masyarakat ini dari berbagai rentang usia.
  • Conversion: Jika pada poin sebelumnya peran social media dibutuhkan sebagai wadah melakukan branding, maka pada poin conversion ini, diperlukan kemampuan copywriting agar mampu menciptakan konten-konten yang menarik dan "mengajak" konsumen untuk membeli produk maupun jasa yang ditawarkan.
  • Relationship: Selanjutnya yaitu strategi yang dibutuhkan agar konsumen yang telah membeli produk atau jasa yang ditawarkan, tetap memiliki rasa kesetiaan terhadap pasar dan tidak pindah pada pasar lain. Hal ini juga disebut sebagai loyalitas.

KESIMPULAN:

Gen Z sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki karakteristik toleran terhadap perubahan teknologi dan perbedaan budaya, dapat menjadi pioneer terbaik bagi bangsa untuk menghadapi tantangan-tantangan di era revolusi industri 4.0. Peran dari teknologi menciptakan ruang konektivitas tanpa adanya batasan, sehingga hal tersebut dapat memudahkan bangsa dalam memperluas jaringan dan melakukan branding atas produk yang ingin dipasarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline