Wayang sudah ada sejak dahulu, kala itu wayang dijadikan penghormatan terhadap nenek moyang. Namun semakin lama dengan perkembangan zaman wayang memliki banyak jenis dan fungsinya.
Dalam pertunjukkan kali ini di Museum wayang Kota tua menceritakan kisah pewayangan Gatot Kaca Winisuda, Kisahnya di ceritakan oleh dalang Ki Kasmin G kisah ini di ceritakan oleh beliau dengan sangat menarik.
Gatot Kaca ialah tokoh yang memiliki jiwa yang sangat kuat bahkan ia digambarkan mempunyai otot kawat bertulang besi. Gatot kaca anak dari Dewi Arimbi dan Raden Werdukara (Bimasena) mereka sangat bergembira mempunyai anak laki-laki sejak lahir Gatot Kaca memiliki keanehan, yaitu tali pusar yang tak mampu untuk dipotong. Gatot Kaca dalam kisahnya menikah dengan Pregiwa yaitu sepupunya dan putri dari Arjuna. Untuk mendapatkan hati Pregiwa ia harus bersaing dengan Mandrakumara yaitu dari keluarga Kurawa. Namun Gatot Kaca mampu bersaing dengannya hingga Gatot Kaca pun menikahi Pregiwa.
Dari perkawinan Gatotkaca dengan Pregiwa lahir seorang putra bernama Sasikirana, namun tidak itu saja Gatotkaca memiliki dua orang istri lagi selain Pregiwa yaitu Suryawati dan Sumpaniwati.
Dalam lakon Gatotkaca ini berkisahkan perkelahian terjadi ketika Gatotkaca hendak dijadikan sebagai raja Pringgodani yaitu bangsa raksasa namun, kehendakan ini di tentang oleh Raden Brajadenta. Hal ini karena Raden Brajadenta merasa lebih pantas mendapatkannya. Niat Brajadenta untuk membuat tahta Pringgodani tidak di setujui oleh adik-adiknya karena mereka sudah terikat dengan sumpah. Namun, niat Brajadenta tak berhasil.
Akhirnya pengukuhan Gatotkaca sebagai raja di Pringgondani dengan gelar Prabu Kacanegara atau Prabu Anom Gatotkaca dilaksanakan, dihadiri oleh banyak tokoh pewayangan. Pada saat itu kedatangan Brajadenta dan pasukannya tergopoh-gopoh, sayangnya kedatangan mereka terlambat. Akhirnya perkelahian terjadi, para prajurit bubar melihat trah Pringgondani bertarung.
Gatotkaca menghadang langkah Brajadenta, namun dihadang oleh Brajamusti. Stelah itu, Gatotkaca dan Brajadenta berduel dengan sangat sengit. Brajadenta terkena pukulan di kepala nya oleh Gatotkaca hingga Brajadenta mati di tangannya. Bersamaan dengan itu, Brajamusti tewas kemudian dengan tiba-tiba sukma di tangan kanan Gatot Kaca keluar dan mengerang kesakitan. Kedua pamannya Gatotkaca meninggal bersamaa.
Melihat pamannya meninggal, Gatotkaca menangis. Jasad kedua pamannya mengecil lalu masuk ke kedua tangan Gatotkaca menjadi keilmuan. Keilmuan itu dikenal dengan keilmuan Brajadenta dan Brajamusti. Para pasukan Brajadenta yang didukung Astina akhirnya dapat dipukul mundur. Akhirnya pertarungan sengit itu selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H