Lihat ke Halaman Asli

Auda Zaschkya

TERVERIFIKASI

Perempuan. Pernah jadi wartawati.

Merajut Asa untuk Indonesia Maju lewat Wirausaha

Diperbarui: 29 Agustus 2023   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar dari https://duniapendidikan.co.id/

Membaca tentang kisah-kisah inspiratif dari para Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards, tokoh penggerak Kampung Berseri Astra, dan tokoh penggerak Desa Sejahtera Astra, yang ada di seluruh Indonesia, yang berkontribusi positif dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan di sekitarnya, membuat saya tergugah untuk mengapresiasi segala usaha mereka lewat tulisan, agar makin banyak masyarakat, khususnya anak muda untuk turut membantu warga di sekitarnya.

Misalnya kisah Mencetak Miliuner Baru, yang dilakukan Sri Irdayati, dari Semarang, Jawa Tengah.

Irda yang merupakan lulusan Manajemen Fakultas Ekonomi Fakultas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah ini, melirik siswa sekolah dasar, untuk dicetak menjadi wiausahawan sejak dini.

Kelas yang disewa Irda dan suaminya, berlokasi di Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara ini, adalah sebuah rumah kontrakan. Namun kelasnya ini, gratis untuk anak-anak usia 6-12 tahun. Tak hanya diajarkan untuk berlatih membuat neraca keuangan, anak-anak tersebut juga diajarkan bahasa inggris. Tentu karena bahasa inggris, menjadi modal awal kita untuk berinteraksi dengan dunia luar. Di sekolah itu, anak-anak diajarkan berhitung sembari membuat usaha kalung dan gelang dari manik-manik. Hasilnya dijual ke sesama mereka.

Kenapa Irda melakukan hal seperti ini untuk anak-anak? Menurutnya, manajemen dan dunia usaha, merupakan hal yang penting untuk diajakan ke anak-anak sejak dini.

Ada pula kisah Santri Tani Milenial, dari Rizki Hamdani, dari Jombang Jawa Timur, yang patut diwujudkan di daerah yang memiliki pesantren. Bagaiman tidak? Semangat bertani sejak dini yang dimulai oleh kelompok santri, mirip seperti di pedesaan, bukan?

Anak-anak sekarang, tak melihat bahwa potensi dari pertanian dan peternakan tersebut, seharusnya menjadi minat mereka, bukannya tak dilirik. Jadi dengan adanya keadaan itu, Rizki berupaya menyadarkan pada generasi muda, bahwa kedua profesi tersebut, merupakan profesi yang mendatangkanhasil yang baik.

Awalnya, Rizki memulai program di Pondok Fathul Ulum, karena pesantren tersebut tidak punya program sekolah formal seperti pesantren modern lainnya. Jadi dia membuat dan berusaha mengembangkan Kelompok Santri Tani Milenial dan sistem pertanian terpadu, dimana dia membina para santri untuk bertani dan beternak. Setelah itu, dia mulai merintis kelompok wirausaha sosial yang bernama Kelompok Santri Tani Milenial.

Kelompok ini berguna sebagai wadah bagi sejumlah pondok pesantren di Jombang untuk memberdayakan perekonomian santrinya, dengan kegiatan seperti bertani, beternak, dan budidaya perikanan, yang hingga kini sudah ada 30 kelompok santri yang tersebar di Jombang.

Lewat usaha ini, Kementerian Pertanian dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai serta Hutan Lindung Brantas pun, mendukung dan mengapresiasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline