Negara kita memang punya banyak tantangan. Beberapa diantaranya adalah perilaku koruptif dan beberapa hal menyangkut politik yang dirasa kurang sesuai dengan keadaan Indonesia saat ini.
Perilaku koruptif memang salah satu yang perlu disoroti karena banyak sekali pelaku korupsi yang berasal dari pemerintah sendiri dalam hal ini bupati, gubernur dan lain sebagainya. Tidak itu saja, perilaku koruptif juga ditunjukkan pembantu presiden dalam hal ini Menteri. Tentu kita ingat beberapa Menteri sudah masuk penjara karena perilaku koruptif dan malah ada yang "makan" uang rakyat saat pandemic Covid berlangsung. Kala itu ada bantuan dai pmerintah dan bantuan itu dipotong 10 ribu perorang untuk sang Menteri. Jika 10 ribu itu dikalikan 50 juta orang saja, kita bisa bayangkan berapa yang masuk ke kantong eks Menteri.
Tentu saja ini mengecewakan banyak rakyat Indonesia. Pandemi adalah masa di mana banyak orang masuk dalam titik nadir dalam bertahan hidup. Sehingga 300 ribu bantuan pemerintah sangat besar artinya bagi mereka. Ini memang satu tantangan bagi kita semua.
Dalam konteks itulah seringkali beberapa pihak memanfaatkannya dengan gambaran bahwa negara dan bangsa kita salah pilih dalam menentukan dasar negara. Buktinya, kata mereka, dengan Pancasila yang berkeadilan sosial tidak membawa perilaku koruptif mereda. Malah banyak pejabat masuk dalam perilaku koruptif itu.
Karena itu, mereka menyodorkan bentuk kekhilafahan dimana dasar berbangsa dan bernegara adalah syariat islam. Kemudian mereka memberi gambaran jika dasar syariat Islam sering memperhatikan keadilan, sperti zaman nabi. Dengan syariat Islam kata mereka, perilaku malu melanggar akan tumbuh dengan sendirinya ; entah itu malu mencuri, malu berbuat zina dll. Jika melanggarnya, kata mereka maka sang pelanggar akan dihukum sesuai dengan syariat Islam seperti dicambuk dll. Karena itu menurut mereka, negara dengan syariat Islam cenderung aman dan damai serta sejahtera.
Tapi jika kita lihat di tingkat global, saat ini negara mana yang berbentuk kekhilafahan ? Bahkan Arab Saudi yang menganut syariat Islam kini kian membuka diri untuk beberapa soal, termasuk bagi kaum wanita untuk tidak lagi terkekang.
Atau kita mau seperti Afganistan ? Dimana Taliban berkuasa dan banyak kemunduran yang kini dirasakan oleh waganya, diantaranya adalah pendidikan untuk kaum wanita.
Sehingga kita memang harus peka soal ini. Jangan sampai terlalu sempit melihat agama dan terjebak pada gerakan politik untuk meraih kekuasaan semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H