Untukmu wahai bidadari impianku
Alangkah indahnya pesonamu yang masih terus terbayang dalam hatiku. Namun sayangnya kau masih impian, belum bisa aku miliki sepenuhnya. Aku mungkin tak pantas untuk menjadi pasanganmu, bahkan sekedar pembantumu pun aku memang belum layak.
Betapa aku menyadari bahwa kamu begitu sempurna. Hati ini begitu ingin berlabuh di hatimu yang tulus itu. Tapi sayang, kau tak menerimanya.
Maafkan aku terlalu berharap kepadamu, terlalu percaya diri bahwa kamu akan membalas cintaku. Padahal aku tau, kau tak pernah melakukan itu, karena kau memilih yang lain. Memilih dia yg lebih pantas dan kau harapkan. Sedangkan aku, cukup saja menjadi penikmat bayangmu dalam angan ini.
Maafkan aku telah menganggap bahwa aku adalah kekasihmu, padahal kau sama sekali tak mencintaiku. Kau tak membalas guyuran cintaku walaupun hanya setetes.
Bidadari impianku, apakah aku harus menyerah dan merelakanmu dengan orang lain? Jika begitu, bagaimana dengan api cintaku yang sudah terlanjur membara ini?
Bidadari impianku, aku tidak akan menyerah. Aku tetap mencintaimu setulus hatiku selama kamu masih dalam anganku. Inilah kebodohanku yang sesungguhnya. Tolong, jangan halangi aku untuk mengharapkanmu lagi.
A
Surabaya, 7 Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H