Lihat ke Halaman Asli

Atunk F. Karyadi

Menulis yang manis dan mengedit yang pahit. Haaa

Seni Biru Laut

Diperbarui: 30 November 2022   04:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biru laut yang pusparagam, Pantai Seribu Jakarta (Dok. pribadi)

Tidak semua laut berwarna biru. Nyatanya, ada yang hijau, hitam, coklat, bening, sampai butek campur aduk tak karuan. Biru pun tidak satu, Kawan. Cobalah datang ke toko cat, dan kau akan disodori 24+ ragam warna biru itu, ada light cyan, turquosie, aquamarine, cornflower blue, deep sky blue, dan lainnya.


Tapi, hampir seluruh pelukis di dunia ini dan anak-anak kecil yang tak berdosa pasti menyebut bahwa warna laut ya biru itu. Biru yang indah. Menyegarkan. Menjernihkan. Menenangkan. Melapangkan. Sampai yang terharu biru.


Mungkin demikian pula orang-orang yang telah tercerahkan di dunia ini. Ia tidak akan sibuk dengan segala pernak-pernik duniawi. Mau dapat cobaan, musibah, kendala, problem, atau fitnah dan cacian sekalipun, ia tak akan goyah. Benar-benar kekar, teguh, dan gagah bahwa semua adalah karunia dari Tuhan.


Dengan begitu, tak perlu lagi kita pelihara makhluk kekecewaan, keresahan, dedam kesumat, friksi, antagonisme, dan spesies lainnya. Mereka hanya tamu lewat yang tak larut lama menyapa kita.


Biru laut adalah seni instrumental kehidupan. Darinya, kesadaran spiritual tak lagi samar.


Tuhan, maafkan kami yang masih abu-abu menerima takdir baik-Mu ini. Ajarkan kami selalu tentang fenomena yang terjadi meski itu hanya sedikit sekali. Izinkan kami meneguk setetes hikmah dari samudra biru-Mu yang Mahaluas ini.


Atunk F Karyadi
Bekasi, 16 November 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline