Tujuan saya menjadi seorang kartunis adalah ibadah. Dengan demikian, kartun dapat memiliki lebih banyak makna. Dapat memberikan manfaat dalam kehidupan.
Apa kartun satir pertama Anda?
Saya memulai karier sebagai seorang kartunis pada tahun 1987. Pada saat itu, negara yang dipimpin oleh Presiden Suharto. Pada Rezim Suharto, aturan pers sangat ketat. Karena jika Anda tidak mematuhi aturan yang dia buat, media dapat diberedel (ditutup). Dengan demikian, karya-karya kartun satir sulit untuk melakukan.
Karya saya bukanlah karya kartun satir yang diterbitkan di media. Pada seleksi kontes kartun laga Internasional Canda Kartun Contest di Semarang, Indonesia gambar saya yang termuat dalam katalog diblokir hitam, lebih tepatnya disensor. Pekerjaan saya berputar di wilayah kemiskinan. Seorang ibu yang menggoreng tangan untuk memberi makan anak-anak kelaparan.
Kapan Anda mulai bekerja profesional Anda?
Saya mulai bekerja secara profesional pada 1990. Dalam sebuah surat kabar lokal di Semarang, bernama Harian Kartika.
Apa karya seni pertama Anda diterbitkan?
Karya kartun saya pertama diterbitkan di koran minggu Suara Merdeka. Sebuah surat kabar lokal di Semaranng, Indonesia pada 1987.
Apa hadiah pertama Anda?
Grand Prize di mingguan Bola, Kontes Kartun National, Indonesia pada 1990.
Apa hadiah terakhir Anda?
3 Prize International Turhan Selcuk Kartun Kompetisi Turki pada 2015.
Bagaimana Anda menemukan ide-ide baru?
Banyak cara untuk menjadi ide untuk kartun. Pertama, saya dapat diperoleh dengan membuat ide perbandingan, atau sesuatu yang berlawanan dan kontras. Sebagai contoh, membandingkan masa lalu dan sekarang.