Lihat ke Halaman Asli

Seru! Intern Rotasi Institute Budidaya Sayuran Hidroponik di Desa Karangwidoro, Kabupaten Malang

Diperbarui: 6 Juli 2023   19:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potret situasi di lokasi hidroponik setelah proses penanaman di Desa Karangwidoro / Dok. Pribadi

Hidroponik merupakan sebuah metode budidaya untuk menanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan memanfaatkan air yang lebih ditekankan terkait pemenuhan kebutuhan nutrisi. Apalagi, kebutuhan air untuk budidaya tanaman hidroponik lebih sedikit dibandingkan budidaya melalui tanah. Hal inilah yang dilakukan oleh Mahasiswa Magang Rotasi Institute dengan menanam sayuran hidroponik di Desa Karangwidoro, Kabupaten Malang.

Di mana, pihak Rotasi Institute telah menggalakkan budidaya sayuran hidroponik selama kurang lebih 2 tahun. Kesempatan kali ini, dilakukan oleh Mahasiswa Intern Rotasi Batch 4. Mereka diajarkan bagaimana cara menanam sayuran hidroponik hingga pemberdayaan masyarakat dengan budidaya tersebut.

Terlebih lagi, mereka menggunakan strategi yang disebut sebagai Urban Farming. Di mana, strategi ini menjadi salah satu alat untuk budidaya tanaman di perkotaan. Apalagi, wilayah perkotaan terkenal dengan lahan yang lebih sempit dibandingkan perdesaan. Dengan begitu, menggunakan strategi Urban Farming diharapkan bisa menjalankan budidaya tanaman hidroponik.

Pada Selasa, 4 Juli 2023 Mahasiswa Magang Rotasi Institute kembali menggalakkan kegiatan untuk menanam sayuran hidroponik jenis sawi pakcoy. Proses penanaman ini dimulai dengan penyemaian yang telah dilakukan pada Sabtu, 24 Juni 2023 lalu. Selang 2 minggu berlangsung, bibit yang telah melewati penyemaian tersebut sudah bisa tumbuh sekitar 3 - 4 cm. Dengan begitu, bibit tersebut sudah bisa dinaman ke wadah yang disediakan.

Potret bibit sawi pakcoy yang baru ditanam ke media / Dok. Pribadi

Proses penanamannya pun juga cukup mudah dan simpel, bahkan terlihat sangat praktis. Di mana, mahasiswa magang hanya perlu mengambil bibit sayuran sawi pakcoy dengan media tanam. Di sini, media tanam yang digunakan bernama Rockwool. Hal ini dikarenakan, rockwool bisa menyerap lebih banyak pupuk cair hingga udara yang bisa membantu untuk pertumbuhan akar dalam penyerapan unsur hara, mulai dari proses penyemaian hingga fase produksi.

Apalagi, media tanam rockwool memiliki berbagai keunggulan, antara lain lebih ramah lingkungan, meminimalkan penggunaan disinfektan, hingga mengoptimalkan peran pupuk. Inilah kenapa budidaya sayuran hidroponik di Desa Karangwidoro, Kabupaten Malang menggunakan media tanam rockwool.

Selain itu, media tanam tersebut juga lebih memudahkan untuk proses penanaman sayurnya. Di mana, mahasiswa hanya perlu mengambil bibit sawi pakcoy beserta rockwool dan kemudian dimasukkan ke dalam pot  kecil sebagai wadahnya. Selanjutnya, pot ini dimasukkan ke dalam pipa yang sudah dialiri air bernutrisi. Kemudian, setelah proses penanaman ini selesai, wajib untuk mengecek dan memberi pupuk terhadap sayuran hidroponik tersebut.

"Proses penanaman sayuran hidroponik ini sudah terlaksana kedua kalinya oleh tim magang Rotasi Institute Batch 4. Selama penanaman, kami juga terus diberikan arahan oleh salah satu pembimbing lapangan di tempat hidroponik Desa Karangwidoro, Kabupaten Malang. Tujuannya, agar kami bisa terus belajar sampai lebih memahami mengenai proses tahapan budidaya sayuran hidroponik sebelum nantinya ikut program pemberdayaan masyarakat di desa-desa sekitar", ucap salah satu mahasiswa magang Rotasi Institute Batch 4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline