Pendidikan dan Pelatihan Dasar adalah hal yang wajib diikuti oleh seluruh Calon Pegawai Negeri Sipil. Pada rangkaian kegiatan Diklatsar CPNS, peserta Diklat difasilitasi modul untuk menunjang pembelajaran. Adapun modul yang dibahas pada Agenda I adalah modul mengenai Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara, Analisis Isu Kontemporer, dan Kesiapsiagaan Bela Negara. Berikut resensi dari ketiga modul tersebut.
Identitas Buku
Judul Buku : Modul I Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III: Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Penerbit : Lembaga Administrasi Negara
Tempat Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2019
Darah dan Warisan
Babak penentuan bukanlah akhir. Buku ini mengisahkan jatuh bangun bangsa yang masih muda. Banyaknya perjuangan golongan muda terpelajar hingga mendapatkan perhatian dunia mancanegara. Anak muda berkumpul, menyusun resolusi. Kesempatan datang sekali, Jepang menyerah pada Sekutu. Golongan tua dan muda tak ingin menyerah dan menjadikannya revolusi itu untuk diingat sepanjang masa, Proklamasi. Revolusi itu diwarnai dengan sikap menolak diskriminatif. Penulis menggambarkan bagaimana sikap ikhlas dan lapang dada tokoh islam mengesampingkan diskriminasi dalam penyusunan Pancasila.
Empat esensi lahir dari sebuah perjuangan harus tertanam dalam tiap jiwa. Pancasila adalah bintang pemandu hidup. Undang Undang Dasar 1945 akan mengikat dan membatasi tiap insan. Bhinneka Tunggal Ika adalah perekat dari ragamnya nusantara. Kehadiran NKRI, sebuah bangsa dengan identitas baru memulai sebuah cita-cita yang mulia.
Namun itu semua belum selesai. Masih banyak darah yang tumpah setelahnya. Agresi Militer mengacaukan sistem. Ancaman dan kepungan datang, Sekali lagi, sinergitas dan kesiapsiagaan menjadi penyelamat bangsa. Kini kita merayakan sejarah itu, 19 Desember sebagai Hari Bela Negara. Penulis mengajak kita untuk mengamalkan sikap sebagai bentuk perlindungan daripada ancaman. Seluruh kesadaran ditumbuhkembangkan ke dalam tiap insan yang menjadi aparatur.
Kita diajak penulis menyusuri lorong waktu melihat ketidakstabilan politik. Mulai dari pengaruh sistem administrasi Belanda, upaya upaya desentralisasi, dan perubahan sistem pemerintahan selama pendudukan Jepang. Ini semua adalah titik awal bagi bangsa kita untuk membentuk sistem administrasinya sendiri. Penulis menggambarkan bagaimana bangsa kita bergejolak beralih dari sistem presidensial ke parlementer dan kembali lagi ke sistem presidensial. Pembentukan Negara Indonesa Serikat dan pembubarannya mengembalikan kepada keadaan semula.