Lihat ke Halaman Asli

Kemelut Buruh Outsourching dan Solusi 3 (Bersambung)

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1353914166143936320

[caption id="attachment_218352" align="alignleft" width="300" caption=""][/caption]IDIOLOGI POLITIK DAN KEGIATAN EKONOMI Ideologi politisch pada masa imperialismo memang sangatlah penting untuk mempersatukan gerak langkah (kaum pueblo) rakyat secara menyeluruh dalam kesatuan gerak, pemikiran dan cita-cita guna mencapai tujuan yaitu memiliki Negara yang independent, mempunyai nama yang keren dan enak didengarkan telinga, bersama symbol-simbol kebesaranya, jika memungkinkan symbol ini diambil dari binatang pemangsa yang menempati kedudukan tertinggi dalam rantai makan agar tampak keren serta mempunyai pemerintahan yang sah dengan tanpa diperintah oleh pihak asing yang merasa dirinya adalah HIGH LANDER.

Jika dilihat dalam kaca mata keilmuan maka mayoritas dari Ideology adalah menyembunyikan maksud aslinya yaitu mencari kekuasaan, baik secara individu maupun kelompok dengan memutar balikkan fakta dan kenyataan hidup dikalangan rakyat kecil, mereka dijejali dengan propaganda dan doktrin rasa cinta yang berlebihan , kehebatan, ciri fisik, budaya serta hal-hal imajiner lainnya dan di arahkan untuk membenci ideology ataupun bangsa lainya (NAZI ism dengan MEIN KAMF nya) yang tidak sepemikiran dengan penganut faham ideology tersebut, yang sebenarnya tidak mempunyai implikasi langsung dalam kehidupan kesehariannya (kaum pueblo) tanpa kerja keras dan menguasai teknologi.
Tetapi Ideologi dimata politikus dan pengusaha adalah sebuah asset/faktor produksi yang dapat digunakan secara tidak langsung untuk mencapai keuntungan pribadi dan kelompok dalam hubungannya dengan stabilitas politik suatu wilayah.

Pemerintah pada masa sekarang dituntut untuk lebih kreatif dalam mensikapi ideologi negaranya dan mayoritas dari mereka akan mengedepankan kegiatan berekonomi, siapapun yang berkuasa, mengingat gencarnya system perdagangan dan informasi global yang ada serta mudah diakses sehingga masyarakat akan sangat susah untuk untuk ditipu oleh para penguasa dengan isu ideology (seperti Negara dictactor ploretariat), rakyat tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya hanya dengan berideologi tanpa ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi, sehingga penguasa harus mengupayakan cara-cara baru untuk menina bobokkan rakyat dari ranah politik sebagai usaha melanggengkan kekuasaan.
Dan hal yang sangat penting adalah kenyataan bahwa pengusaha adalah asset dimata Negara karena kaum merekalah pembayar pajak dengan nilai tinggi untuk tiap individunya serta peran lainya seperti penciptaan lapangan kerja baru pada sector privat, dan kaum mereka jugalah mesin penumbuhan ekonomi yang efektief walaupun toh peran ini tidak dapat terjadi tanpa adanya dukungan kaum buruh yang menjual tenaga mereka kepada kaum pengusaha, sehingga dapat dengan jelas kita lihat hubungan simbiosis mutualisme dari ketiganya.

Sebagai contoh:
I. Negara (Bumper) Korea Utara, dimana rakyat dididik untuk mencintai negara serta menghormati pimpinannya laksana dewa yang harus dipuja dengan menyembahnya, mereka didoktrin dan dibutakan kebutuhan fisik minimum hidupnya dengan ajaran nasionalisme yang berlebihan, setiap pagi hari dijejali lagu-lagu mars perjuangan sebaga proses cuci otak, sehingga logic mereka stag kepada doktrin Negara dan meyakininya sebagai kebenaran semesta kemudian Negara menghidupi dirinya bukan dari menjual nilai lebih atas teknologi akan tetapi masih menggunakan cara agraris yang jelas mempunyai keterbatasan lahan guna meningkatkan hasil produksi.
Peran buruh/kaum pekerja dan pengusaha hampir nihil dalam proses berekonomi karena ketiadaan pemilikan atas alat produksi dan kesemuanya itu diatur oleh negara dalam hal ini para politisinya (karena kaum inilah yang mengkonsumsi kekayaan negara dalam jumlah lebih besar dari kaum lainya) serta ketiadaan alat control sehingga penyelewengan adalah nafas dalam hidup mengingat kekuassaan itu cenderung korup/absolutely corrupt.
"EL REY ES NUETRO RELIGION"

II. Di China bahwa ideology adalah panduan teorits yang mempunyai flexiblitas tinggi dimata politikus, hal yang menyangkut permasalahan stabilitas negara adalah territorial para negarawan dan politikus bukan untuk daerah kekuasaan untuk kaum pengusaha, kaum modal hanya menjalankan bisnisnya mengikuti petunjuk teknis dari Negara dimana para politisi merencanakan, menyusun, mengatur, menjalankan regulasi serta mengontrolnya agar tercapai iklim kondusif dalam berbisnis dan menghindari penumpukan modal pada satu titik komunitas masyarakat, hal ini berlawanan dengan keadaan di Oost Indies karena ketidakjelasan garis antara aristokrasi dan kegiatan entrepreneur, sehingga ketika seorang enterprenuer menjadi politisi dalam dewan kerakyatan mereka akan melakukan manipulasi proses pembuatan hukum dalam rangka kepentingan golongannya yang ber ujung kepada nilai ekonomi.
"NEGARAWAN ANONIM POLITISI DAN KAUM MODAL"

III. Setelah berkali proses resesi dunia menghantam Negara-negara maju penganut faham Capitalismo yang sekarang berevolusi menjadi Neo Liberalismo mereka mencari bentuk-bentuk serta cara baru dalam berekonomi dan berpolitik guna mempertahankan superioritas nya dalam rangka pengembangan kegiatan berekonomi guna mencukupi kebutuhan rakyatnya yang berstandar tinggi ( dalam pada pidatonya seorang President ternama mengatakan bahwa This system has no work diambang kehancuran dan sudah menampakkan tidak bekerjanya system ini secara efektif dan efisien karena terjadinya siklus resesi yang terulang). Pemerintah mereka (kumpulan Negara maju) kemudian mengajak Development Countries untuk menandatangani kesepakatan perdagangan bebas (isu globalisme/ Negara dalam satu payung) hal ini memungkinkan perusahaan-perusahaan raksasa multi nasional dapat beroperasi di seluruh dunia (karena pada Negara ini kaum modal adalah asset penting Negara dalam pengumpulan kekayaan) dengan meminimalisasi bea atas buruh dinegaranya serta ‘Tax’ dan anehnya mereka dalam system pengupahan tidak menggunakan standarisasi Negara asalnya akan tetapi menggunakan standarisasi di Negara tempat mereka berinvestasi yang nota bene hanya kurang dari USA $5/day.
"GLOBALISM IS NEW RELIGION"

Negara dalam taraf development selalu tidak mempunyai nilai tawar lebih walaupun mereka mempunyai kelimpahan dalam sumber alam dan bahan baku karena mayoritas dari Negara ke tiga ini minim akan penguasaan teknologi dan celakanya lagi mereka berlomba-lomba mempelajari ilmu politiek dan ilmu ekonomi yang di telan langsung dari Negara maju yang jelas sekali mempunyai perbedaan gerak, teknis dan struuktuur kemasyarakatnya lalu hal ini diperparah dengan mengabaikan sains fisik.
Seperti kita tahu bahwa masa sekarang teknologi mempunya nilai jual lebih yang sangat bagus dimata ekonomi.
Pemerintahan yang berkuasa dari kelompok manapun, sesuci apapun, ideology dari main stream manapun mau tidak mau harus mengikuti rule ini (globalismo) karena akibat dari tidak mau/tunduknya mereka dengan kesepakatan Negara-negara maju Development akan menghadapi permasalahan pengucilan secara berjamaah baik berupa embargo ekonomi/militer dengan menggunakan isu demokrasi dan isu HAM.

Sebagai ilustrasi di USA tenaga kerja lulusan Senior High School setara SMU tanpa skill apapun akan mendapatkan upah $15 perjam (sumber wawancara penulis dengan mahasiswa Universty of Wisconsin yang melakukan studi lapangan di Indonesia) untuk mensikapi nilai yang setara dengan 140.000rupiah per jam tersebut pemerintah USA pada beberapa point berpura pura tidak tahu dengan adanya imigran gelap dari America Latino/orang hispano. Karena tekanan politik dan ekonomi dinegaranya orang-orang Latino Amerca lalu berbondong-bondong menjadi imigran ke USA dan mereka ini sangat mau dibayar $7 USA perjam (kasus ini hampir mirip menimpa kondisi TKI di DINEGARA TETANGGA).
Kita dapat bayangkan system pengupahan tersebut diatas dengan keadaan di Oost Indies yang kaum pekerjanya pertahun hanya mendapatkan kurang dari US $2000!!! atau rata rata mereka hanya menerima kurang dari US $150 (1,5jt) per bulan dan ini hanya setara dengan 10 jam kerja untuk tenaga unskilled dinegara maju!! Silahkan kita renungkan secara bersama hal ini!!

APAKAH POLITISI BENAR MEMIKIRKAN, BAGAIMANA CARA MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA UNTUK RAKYAT!!

BERSAMBUNG.................




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline