Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Kekeliruan Geografis Itu Bernama 'Indonesia'

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apakah benar bahwa Indonesia merupakan sebuah kekeliruan geografis?

Seandainya wilayah negara ini berdiri pada sebuah daratan (Continental) niscaya ia akan cepat bertumbuh menjadi kekuatan baru yang diperhitungkan dikancah internasional?. Rasa nasionalisme yang tinggi (walaupun banyak nasionalisme etnosentris) dan sifat militan yang dimiliki penduduknya adalah sebuah modal utama yang jarang dimiliki oleh bangsa lain. Dimana Nasionalisme yang tinggi itu telah dibayar dengan penderitaan yang terakumulasi dalam waktu 350tahun terkolonisasi oleh Holandes, hal ini adalah sebuah modal yang sangat kuat guna menyamakan persepsi, tujuan serta keinginan  untuk mencapai sebuah tatanan masyarakat yang sejahtera baik secara Hukum, politik, ekonomi dan budaya.

Terdapat banyak Resistensi dalam wilayah 'NUSA ASIA' selama ia belajar berdemokrasi lebih dari 60tahun.

Resistan pertama adalah sistem pendisribusian yang belum sesuai dengan keinginan sebagian dari masa 'Grassroot' dalam kasus indonesia sesungguhnya membutuhkan sekali akan penguasaan tekhnologi transportasi maupun telekomunikasi dimana hal ini jelas sekali tidak terlalu diperhatikan oleh penyelengara Negara.

Penghambat selanjutnya secara kasat mata nampak jelas terlihat lembeknya sistem Hukum serta merebaknya Korupsi berjamaah (Jamaah Korupsiah) yang dilakukan oleh kalangan terhormat (mereka mengaku seperti itu) yang menurut penulis mereka ini adalah pangkal dari kesengsaraan (hampir mirip kaum Terorist) dimasa mendatang karena pergerakannya tak kasat mata, akan tetapi mengikis akar demokrasi secara Fundamental.

Persamaan visi dan misi dalam bernegara sangatlah dibutuhkan oleh segenap masyarakat atau sebagian orang mengatakan Ideologi dalam bernegara, sehingga tercapailah sebuah balancing antara hak dan kewajiban yang selanjutnya akan mengurangi friksi friksi dalam hal ini yang bertautan dengan disintegrasi.

Renungan Pagi bersama Mbah Djojo

'Ngatemosoerjo'


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline