Tentu saja sungguh sangat mengecewakan menerima hasil kekalahan, pemain - pemain terus dihujat di media twitter baik sang senior Taufik Hidayat yang begitu di kecam oleh masyarakat Indonesia dengan penampilannya yang tidak memuaskan. Begitu juga dengan andalan ganda kita terlihat bermain buruk dan tidak konsisten sejak awal kompetisi.
Tulisan ini sebagai pembelaan saya terhadap para pemain-pemain yang sudah bermain sangat maksimal dan profesional, atas hujatan seluruh rakyat Indonesia kepada mereka. Pelatihlah yang harus berani mengaku kesalahannya dengan strategi nya yang aneh.
Menurut saya ini semua karena faktor keegoisan pelatih yang berani bermain-main dengan strategi aneh yang tidak sedikitpun terlintas oleh pelatih unggulan tim China yang membongkar pasang ganda no satu dunia fu hai feng dan cai yun . membongkar pasang Bona dan Ahsan itu sumber kelemahan tim Thomas Indonesia, karena bona dan ahsan merupakan ganda unggulan Indonesia, di turnamen ini mereka tidak sekalipun di mainkan, belum lagi dengan ganda markis kido dan hendra setiawan juga di hancurkan oleh si pelatih aneh ini.
Jepang yang bukan unggulan bisa mengalahkan kita, dan rekor ga masuk perempat final sejak 54 tahun terpecahkan oleh "pelatih sial*n", sungguh- sungguh mengecewakan melihat rotasi pemain dan strategi aneh ini yang menjadi sumber kekalahan Indonesia.
Tetap Berjuang dan Berprestasi Tim Bulu Tangkis Indonesia Kami Selalu Mendukungmu. Biarkan saja hujatan bangsa ini yang tidak menghargai kerja keras kalian.
Berikut kutipan pembelaan pemain melalui twitter
taufik hidayat @taufikhidayat_1
Cuma satu kata non - BISA GAK DIA MAIN BULUTANGKIS,berprestasi N APA YG UDAH MEREKA BERIKAN BUAT BANGSA INI-hahahaha "@ami_gumelar:
Hai non"@ami_gumelar:sorry I'm lose today..but I'm ok..mudah2an pemain yg lain gak patah semangat n is last thomast cup buat akunya,,
Jgn liat hasilnya tp liat perjuangannya,kalah menang hal yg biasa..
jika tidak mendukung kami disaat klh,,jgn pernah bersorak jika km menang..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H