Lihat ke Halaman Asli

Dukung Ahok-Djarot PDIP Tak Mau Jadi Tim Hore

Diperbarui: 23 September 2016   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : pojoksatu.id

Secara Mengejutkan PDI Perjuang akhirnya mendukung kembali duet pasangan petahana Basuki Tjahja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat untuk bertarung pada Pilkada DKI 2017 nanti, kita tahu PDI Perjuangan merupakan partai terakhir yang memberikan dukungannya kepada Ahok, karena sebelumnya Ahok telah didukung oleh Nasdem, Hanura, dan Golkar.

 Sebelum PDI Perjuangan memberi dukungan kepada Ahok, tiga partai pengusung ini sebelumnya telah membentuk struktural tim pemenang yang dimana Nusron Wahid ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan Bakal Calon Gubernur. Penunjukan Nusron lantas mengundang masalah, lantaran Nusron yang saat ini menjabat sebagai Kepala BNP2TKI, dia anggap tak fokus bila merangkap jabatan.

PDIP yang merasa memiliki jumlah kursi DPRD DKI paling banyak menyatakan sebagai pengusung utama Ahok dan Djarot. Oleh sebab itu, partai besutan Megawati Soekarnoputri ini ingin menjadi ketua tim pemenangan. Namun hal ini membuat tiga partai yang telah terlebih dahulu mengusung Ahok menjadi gerah.

Meski belum apa-apa, partai-partai pendukung Ahok-Djarot sudah saling sikut. Gara-gara PDIP yang notabene baru bergabung ingin memegang kendali dengan menjadi ketua tim pemenangan. Sebagai partai pengusung dan memiliki kursi terbanyak, PDIP tidak ingin hanya menjadi 'tim hore' dari pemenangan Ahok-Djarot.

Bahkan sejumlah elit PDI Perjuangan meminta Nusron untuk tetap fokus menjalankan tugasnya sebagai Kepala BNP2TKI ketimbang mengurusi masalah Pilkada DKI. Beruntung Nusron tak haus jabatan, Nusron pun legowo jika Ketua Tim Pemenangan Calon Gubernur diambil alih PDIP.

Belum apa sudah gaduh minta jabatan, gimana nanti seandainya pasangan Ahok-Djarot kembali terpilih, bisa lebih gaduh. Semoga saja partai-partai pendukung Ahok lainnya bisa legowo melihat kengototan PDIP yang ingn mengambil ahlih ketua tim pemenangan.

Seharusnya partai-partai yang mendukung pasangan tertentu harus tulus dan ihlas tanpa memikirkan mahar dan syarat politik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline