Lihat ke Halaman Asli

A EdiPurwanto

Domisili di Lampung

Investasi Berbalut Asuransi atau Sebaliknya

Diperbarui: 9 Agustus 2021   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Kenyataan bahwa kesadaran ber-asuransi masyarakat masih lemah (hanya 10% masyarakat punya asuransi individual). Saya mengalami bagaimana sulitnya mengajak teman, pengunjung blog, untuk membeli asuransi. 

Menawarkan asuransi saja itu sulit. Ini " bisnis penolakan, bisnis sakit dan kematian" , kata seorang teman di asuransi.

Fakta memang jika mau untung kita harus sakit dan mati dulu itupun dengan s&k berlaku.

Apalagi ditambah dengan bermunculannya perlawanan terhadap Perusahaan Asuransi yg diakibatkan kekecewaan, ketidak puasan, yg tiada akhir sehingga berakhir pada hilangnya kepercayaan terhadap apapun produk Asuransi.

Namun, ketika ditawari investasi, bunga, keuntungan investasi, jangka pengambilan dg fix return yg tinggi dalam hal ini hal yg " pasti "  meskipun ada faktor s&k terkait naik turun saham, masyarakat lebih mudah untuk menerima dan ujung ujungnya membeli.

Mungkin karena dalam " investasi " , keuntungannya jelas. Ada manfaat 'tangible', kasat mata berupa uang yang nantinya bisa diambil.

Sementara, " asuransi "  masih dianggap uang hsl yg tidak pasti, uang hangus, hilang tanpa manfaat jika kita tdk sakit atau mati, apalagi dengan nilai premi besar yg wajib kita bayar setiap bulan atau tahunnya.

Dengan kondisi seperti ini, buat perusahaan asuransi, lebih mudah menjual produk yang dikawinkan dengan investasi.

Jangan jual produk asuransi saja jika ingin dagangan kita cepat terjual, target tercapai, pundi pundi uang segera terisi.

Itu makanya, asuransi pendidikan marak karena masyarakat lebih mudah digaet dengan iming -- iming dana pendidikan, walaupun sebenarnya dibalik produk dana pendidikan itu adalah asuransi. Cara menjualnya pun tidak jarang dibalik, tawarkan dahulu investasi, baru kemudian menjual asuransi ('ini investasi dengan bonus asuransi').

Nah inilah yg perlu mendapat perhatian lebih dari Regulator keuangan ( OJK  ), tidaklah cukup dengan menerbitkan regulasi A, regulasi B, regulasi C sampai Z, namun tanpa diimbangi proses monitoring sampai kelapangan yang cukup. Fakta ini yg terjadi di lapangan sehingga banyak sekali keluhan kekecewaan bermunculan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline