Lihat ke Halaman Asli

Atjih Kurniasih

Guru di SMP Negeri 1 Cipanas

Satu Bukti Humanisme Seorang Anies Baswedan

Diperbarui: 30 Juli 2016   10:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Feri tetap sibuk dengan kegiatan pelatihan dengan berbagai kelompok guru anak usia dini. Ruang joglo masih terus dimanfaatkan buat berbagai kegitan. Sementara Anies Masih sibuk dengan dengan deretan urusan dan sering berada di luar Jakarta"

Itulah beberapa kalimat yang ada di kartu ucapan Hari raya idul Fitri yang dikirim oleh seorang menteri. Anies Baswedan kepada Fahmi siswa SMPN 1 Cipanas di mana penulis mengajar. Pastinya banyak "Fahmi fahmi" lainnnya yang menerima kartu ucapan seperti itu. Kartu Ucapan hari raya dengan hiasan foto keluarga. Sungguh sebuah kartu yang penuh bersahabat, dan penuh pehatian kepada sebuah generasi masa emas.

Foto kartu lebaran itu di foto oleh Dede Chobet rekan saya mengajar. dan secara kebetulan saya dapatkan di akun facebook SMPN 1 Cipanas. Sebenarnya saya sendiri menyaksikan bagaimana Fahmi yang punya nama lengkap Fahmi Ersan siang itu datang ke ruang TU, di mana saya saat itu sedang berkumpul dengan rekan guru lainnnya. Sempat saya tanyakan maksud kedatangannnya ke sekolah. Saya tanyakan karena dia baru saja lulus dan statusnya sudah siswa baru SMA bukan lagi siswa SMP.

"Ini bu dapat kartu Ucapan Idul Fitri dari Pak Anies Baswedan " Jawabnya penuh kebanggaan, sambil memperlihatkan kartu mungil bersampul warna krem. Karena dia menyebutkan kartu ucapan idul fitri, maka bayangan saya pasti tidak jauh dari kalimat-kalimat biasa, selamat idul fitri. yang biasa ada di dalam kartu semacam itu. Oleh karena itu saya tidak begitu penasaran untuk mencoba melihatnya. Sampai suatu saat, saya begitu kaget ketika menemukan foto kartu ucapan itu yang di upload oleh rekan mengajar saya Dede Chobet di akun Facebook SMPN 1 Cipanas. Ternyata kartu itu penuh dengan kalimat-kalimat bersahabat. Kalimat yang langsung mengingatkan saya kepada surat-surat Kartini yang ditulis untuk teman-temannnya dalam buku Habis Gelap Terbtlah Terang.

Maksud saya, kalimat yang ditulis oleh Anies Baswedan yang saat itu menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sepertinya beliau tujukan kepada sahabatnya. Saya yakin saat Fahmi membacanya, pasti merasa ada sebuah kebanggaan dan tentunya karena ditulis dengan hati Fahmipun membacanya dengan hati. Siapa yang tidak bangga memiliki sahabat seorang menteri? dan di sisi lainnya tentunya Fahmipun merasakan adanya sebuah penghargaan dari pemerintah akan apa yang selama ini dia lakukan. dan tidak tanggung -tanggung dari seorang menteri lagi yang dengan bersahabat  menceritakan keluarganya dan kesibukannnya kepadanya. Siswa SMPN. 

gita

fahmi-2-579c0d20b19273890b2f83c4.jpg

img-19326553614831-579c1017337b611711102321.jpeg

Apa yang dilakukan oleh Anies Baswedan mengirim surat kepada Fahmi tentu ada alasannnya. Fahmi yang nama lengkapnya M Fahmi Ersan Awali itu adalah termasuk siswa terbaik yang dimiliki oleh sekolah saya. SMPN 1 Cipanas. Prestasinya selain ketua umum OSIS periode 2015/16 adalah pernah menjadi juara 1 tk Provinsi Pupuh. Sejenis keterampilan menyanyi dalam bahasa Sunda. serta menjadi siswa terbaik dalam Latihan Dasar Kepimimpinan Tk Nasional. Dari sanalah namanya kemudian tercatat di Kementrian Pendidikan Nasional. 

Kembali kepada kartu ucapan yang dikirim oleh Anies Baswedan kepada Fahmi tersebut, memberikan sebuah fakta bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal ini pak Anies Baswedan menaruh perhatian penuh dan penghargaan tinggi kepada generasi muda yang dalam mengisi waktu mudanya dengan hal-hal positif yang nantinya menjadi modal dasar mereka dalam turut andil membangun  bangsanya. Fahmi adalah satu dari sekian ribu atauau mungkin malah sekian  juta generasi emas yang patut untuk dikembangkan potensinya agar tidak layu begitu saja. Perhatian kepada generasi emas ini sudah diperlihatkan dengan begitu cantik dan humanis oleh Anies Baswedan. Sederhana namun menyentuh hati yang terdalam, yaitu  tidak memperihatkan bahwa saya adalah menteri tetapi saya adalah sahabatmu, Seperti apa yang tersirat  dalam sebaris kalimat yang saya kutip di awal tulisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline