Kompasiana adalah plaform literasi, bagi pecinta karya tulis dan membaca. Karya-karya kompasianer dengan sangat mudah bisa di tayang kan, dan juga mendapat reward dari karya yang di buat. Kerennya lagi di plaform ini kompasianer bisa sapa menyapa, dukung mendukung sehingga bisa saling bersilaturahmi, yang tidak kalah mantapnya para kompasianer banyak dari kalangan orang-orang hebat di bidang akademik, sehingga bagi kami pemula dalam literasi bisa belajar banyak sama mareka.
Menurut kami Kompasiana adalah plaform yang sangatlah bermanfaat, karena menjadi wadah bagi kami yang reting gaya penulisan di bawah rata-rata. Sangat cocok bagi kami sebagai pemula dalam bidang literasi, disini kami bisa belajar memperbaiki gaya penulisan, referensi keilmuan serta peletakan gaya berbahasa yang mudah di pahami. Banyak sudah perubahan yang kami alami dari berbagai segi, terutama dalam bidang membaca, ini menjadi hal utama yang harus kami lakukan, karena menulis tanpa membaca bagaikan meladang tanpa cangkul.
Belajar Literasi
Saling menghargai dalam plaform Kompasiana adalah sangat di utamakan, kami tidak jumpai sahabat-sahabat di Kompasiana yang menjelekkan bahkan menjatuhkan karya orang lain, yang ada didalam kolom komentar; dukungan dan penyemangat agar kita lebih giat menulis. Para kompasianer saling menghargai dan memberi ilmu, serta saling mendukung, jadi bagi kita pemula tidak merasa kecil dan di kucilkan, sehingga sama-sama belajar tentang literasi, dan sedikit demi sedikit budaya literasi bisa berkembang dan perbendaharaan ilmu pun bisa bertambah.
Banyak plaform yang kita jumpai menawarkan cuan, tapi sangat sedikit plaform literasi menawarkan pengembangan dalam dunia literasi. Pengembangan gaya menulis di Kompasiana, memang tidak di ajarkan secara khusus dengan kesediaan materi, namun disini kita belajar sesama kompasianer; dengan kritikan saran dan pendapat sesama kompasianer, sehingga kita selalu bisa memperbaiki karya tulisan berikutnya, jadi intinya sesama kompasianer saling dukung dan berbagi.
Literasi adalah Cara Menyampai kan Keilmuan
Ilmu-ilmu yang kita dapatkan, dari hasil belajar, membaca dan menala'ah saban hari kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari; dalam bekerja, berinteraksi dan beraktifitas. Namun hal-hal tersebut hanya kita gunakan menjadi kepentingan pribadi, selayaknya ilmu harus bermanfaat bagi orang lain agar ilmu itu berkah, karena ilmu yang berkah adalah ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang di sampaikan kepada orang lain. Jadi takkala ilmu bersifat privasi, maka ia tidak akan berkembang malah di takutkan pemilik ilmu menjadi budak ilmu. Dimana keilmuan di agung-agungkan, angkuh dengan keilmuan yang dimiliki, bukannya mempermudah orang banyak malah mempersulit dengan alasan menjalankan aturan.
Ilmu yang berguna adalah ilmu yang di sampaikan dengan mengajar atau menulis, dengan berbagai cara kita bisa mendapatkan ilmu yaitu; belajar, membaca, menela'ah, mendengar. Hasil mendapat ilmu dengan cara tersebut supaya berguna, maka ilmu harus di sampaikan, salah satunya untuk menyampaikan ilmu adalah dengan adanya pembendaharaan keilmuan, maka Kompasiana menjadi salah satu plaform drive keilmuan dari berbagai bidang; ada politik, agama, ekonomi, sastra bahasa bahkan da juga dari olah raga. Maka sempurnalah Kompasiana menjadi salah satu plaform perbendaharaan keilmuan sebagai drive berbagai ilmu pengetahuan.
Koredor Pengingat ke Khilafan
Kesempurnaan Kompasiana sebagai plaform, mewarnai pecinta literasi untuk menulis berbagai tema, kadang kala tema yang tertuang dalam karya tulis berupa pengingat batasa koredor dalam menjalankan lika liku kehidupan. Untuk mengingat sebuah kekhilafan yang di perbuat, kadang kala seseorang perlu nasehat dari pihak lain, tidak jarang juga sebahagian orang, menulis menjadi nasehat kelajuan hidupnya, jadi menulis sebagai kecil orang, sebagai pengingat dan pembatas, atas prilalu dan tingkah laku yang telah di perbuat.
Seseorang lebih meresapai apa yang di tulis dari pada apa yang dia baca, pena akan terasa berat untuk bergerak dalam menulis sesuatu, apa bila sesuatu tersebut dalam prilakunya berbeda, setidaknya dia lebih menyadari dan meresapi ketika penulisan hal tersebut. Banyaknya bacaan yang di baca terkadang belum menjadi nasehat bagi seseorang, tapi akan membekas nilai bacaan tersebut apa bila di lakukan penulisan. Maka dari itu menulis suatu ilmu bisa menjadi pengingat kelajuan arus hidup kita, sehingga kewaspadaan dalam bertindak akan selalu terjaga, wallahua'lam(AtjeHom)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H