Lihat ke Halaman Asli

Saiful Zahari

Staf Pengajar Pesantren Modern Misbahul Ulum

Nilai Kebaikan di Balik UMKM

Diperbarui: 13 Oktober 2022   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

*Hanya bertahan hidup
Para pelaku usaha UMKM, hanya berusaha untuk bertahan hidup dalam menjalankan usahanya tersebut. 

Modal yang kecil untuk menjalankan usahanya hanya bersifat untuk dapat hidup dari hari ke hari, istilahnya mengais hari ini untuk dapat hidup esok hari, maka apa bila dagangannya laku hingga habis maka ada makanan untuk di makan esok hari, tetapi kalau barang dagangannya tidak laku maka si pemilik UMKM harus memperkecil kebutuhan hari esok. 

Begitulah nasib si pemilik Usaha Micro Kecil dan Menengah, hanyalah bersifat usaha keras maka akan ada hasil yang melimpah, namun ada juga usaha sudah keras hasil masih berkurang.

*Tidak cari kaya
Kecilnya modal yang mereka miliki, tidak akan bisa membuat mareka kaya, karena apa yang di dapatkan hari ini untuk di makan esok hari, maka tidak ada pun rezeki lebih untuk membeli atau di simpang ke hari-hari seterusnya. Usaha yang mareka gulitin menandakan, mareka bukanlah orang kaya. 

Apa bila mareka kaya, berarti usaha mereka sudah berkembang dan tidak lagi berusaha dengan usaha UMKM, dan mereka pasti memiliki usaha yang lebih besar dan kekayaan pun mudah untuk didapatkan. 

Target penghasilan mereka adalah bertahan hidup maka itu di anggab sudah berhasil, kekayaan bagi karena hanyalah mimpi, yang hanya sanggub digapai apa bila datang seorang pemodal memberi mereka modal untuk mengembangkan usahanya.

*Saling membantu
Usaha UMKM, hanya ada pada level masyarakat menengah ke bawah. Usaha ini tidak memiliki pasar yang menentu, terkadang ia memiliki omset yang memadai dan terkadang omsetnya menurun, tergantung selera konsumen.

Pembelinya pun kebanyakan dari kalangan yang selevel dengannya. Sebuah usaha UMKM akan berkembang hanya dengan saling membantu, para konsumen yang ingin membantu UMKM berkembang, selalu berbelanja di usaha tersebut, karena dengan saling membantulah UMKM tersebut masih dapat beraktifitas. 

Kadang kala orang-orang gengsi untuk berbelanja di pinggiran jalan, karena alasannya kurang higenis, padahal itu semuanya hanya saja masalah selera. 

Kadang kala harga mahal adalah gaya hidup yang keren, padahal belum tentu barangnya bagus, dan barangnya pun  tidak jauh lebih bagus di usaha UMKM, tapi karena di usaha UMKM barangnya murah maka terkadang orang-orang gengsi ketika membelinya.
 
*Sederhana marketingnya
Gaya pemasaran mereka tidak muluk-muluk, hingga berlebihan. Rasa yang jujur, hasil yang apa adanya adalah kesederhaan dalam marketing penjualan barang mereka. 

Tidak punya iklan dalam sosial media atau dalam televisi untuk memperkalkan produknya, hanyalah bukti nyata usaha mereka menjalankan usahanya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline