Lihat ke Halaman Asli

Atiya Fauzan

Ibu Rumah Tangga, Guru, Mahasiswi

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

Diperbarui: 10 Mei 2021   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh Evi Yuliana, S.Pd

Pendidikan dan Kemampuan Berpikir Kritis

Pendidikan merupakan faktor penting yang memengaruhi mutu sumber daya manusia pada suatu negara. Mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat bersaing di era teknologi adalah salah satu peranan penting yang harus dimiliki. Dan salah satu ciri sumber daya manusia berkualitas adalah memiliki kemampuan berpikir kritis. Hal ini erat kaitannya dengan bagaimana manusia berusaha mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

Berpikir kritis sangat diperlukan dalam berbagai bidang baik itu ekonomi, sosial, politik, budaya, lingkungan, dan segala aspek yang berkaitan dalam kehidupan saat ini. Konsep untuk mengatasi masalah, kesimpulan atau keyakinan, mengembangkan kriteria untuk evaluasi, menganalisis atau mengevaluasi tindakan dan kebijakan, serta penalaran dialogis pasti akan dialami ketika berpikir kritis. Pemikiran kritis lebih dari sekedar kemampuan, melainkan sudah mencakup sikap, sifat, pemikiran, dan minat.

Sehingga tidak hanya cermat mencari solusi akan masalah kehidupan, pemikiran kritis juga bisa membentuk cara orang bersikap kepada orang lainnya. Pemikir kritis tidak hanya memiliki kemampuan berpikir kritis untuk menganalisa saja, namun juga bisa untuk mengatur diri sendiri dan melakukan evaluasi diri, tetapi berpikir kritis memiliki dimensi afektif seperti bersifat terbuka, percaya diri, dan memiliki kemauan untuk terlibat dalam pemikiran kritis yang berkelanjutan.

Kelemahan dalam Pembelajaran

            Pada fakta di lapangan, guru diharapkan dapat menerapkan keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam perkembangan intelektual, pengembangan, dan pemanfaatan pengetahuan. Namun, kenyataannya ada salah satu kelemahan proses pembelajaran yang dilaksanakan para guru yaitu kurang adanya usaha dalam pengembangan kemampuan berpikir siswa.

            Padahal harapannya adalah para guru mampu membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, oleh karena itu guru perlu menjadi model pemikiran kritis dan mendorong siswa dengan berbagi pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan mereka. Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari minimnya aktivitas ketika bertanya, menjawab, menanggapi, mengemukakan pendapat, dan menalar.

            Sehingga tanpa adanya kemampuan berpikir kritis yang memadai, maka sulit dipastikan baiknya perkembangan kecerdasan siswa. Guru cenderung hanya memperhatikan penyampaian materi pelajaran yang ada di dalam buku saja tanpa mengaitkan pemahaman para peserta didik dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal pada dasarnya siswa dididik untuk terjun pada masyarakat dan menghadapi situasi-situasi yang terkadang sangat jauh berbeda dari apa yang tertera di dalam buku.

Kemampuan Berpikir Kritis dan Pendidikan Kejuruan

Pada jenjang pendidikan kejuruan, siswa harus melakukan langkah kecil sebelum akhirnya mereka terampil berpikir kritis (high order thinking). Kesulitan kemampuan berpikir kritis siswa disebabkan karena siswa mengalami hambatan dalam memahami konsep sebuah pembelajaran Untuk itu diperlukan sebuah rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dipersiapkan dengan matang. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan siswa, terutama siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) agar para siswa dapat memecahkan masalah, membuat keputusan, mempelajari hal baru yang selalu muncul dalam dunia kerja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline