Siklon Tropis Cempaka terbentuk pada Senin (27/11/2017) di selatan Pulau Jawa. Cempaka menyebabkan peningkatan tinggi gelombang, hujan lebat, dan angin kencang maupun potensi puting beliung disekitarnya. Pada saat yang bersamaan status dari Gunung Agung dinaikkan menjadi level IV atau AWAS. Ini disebabkan karena pada Sabtu (26/11/2017) terjadi erupsi freatik di Gunung Agung dengan arah sebaran abu vulkanik ke timur-tenggara.
Selasa (28/11/2017) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengadakan video conference antar instansi untuk membahas dampak dari Siklon Tropis Cempaka. Salah satu dampak dari Cempaka terkait dengan sebaran abu vulkanik Gunung Agung adalah berubahnya arah sebaran abu vulkanik dari arah timur-tenggara menjadi ke arah barat daya.
Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca BMKG, Agie Wandala Putra S.Si, M.Sc, Rabu (29/11/2017) menjelaskan bahwa kondisi terkini dari Siklon Tropis Cempaka mulai melemah. Terlihat dari citra satelit cuaca Himawari 8 bahwa siklon bergerak semakin menjauh menuju ke arah selatan. Agie juga menjelaskan bahwa Siklon Tropis Cempaka dalam beberapa hari ke depan akan musnah. Musnahnya Cempaka menyebabkan perubahan arah angin yang juga akan mempengaruhi perubahan dalam arah sebaran abu vulkanik ke arah timur-tenggara (lagi).
Jika beberapa hari ke depan erupsi freatik Gunung Agung masih terjadi, maka daerah Lombok dan sekitarnya patut waspada karena berpotensi terdampak sebaran abu vulkanik Gunung Agung. Selain Lombok, wilayah lain di daerah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur juga patut waspada, karena luas jangkauan sebaran abu vulkanik tidak dapat diprediksi, tergantung dari kuatnya erupsi freatik dari Gunung Agung serta arah angin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H