Mengapa anak yang memasuki jurusan Ilmu Pengetahuan Alam lebih cenderung bersifat individualis daripada anak yang memasuki jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial?. Apakah faktor yang memengaruhinya? Apa yang harus dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling untuk menerapkan fungsi kuratif ataupun perbaikan?
Individualis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan sifat mementingkan diri sendiri dan cenderung egois. Hal ini terlihat jelas, meskipun tidak semua anak jurusan Ilmu Pengetahuan Alam bersifat individualis namun perbandingan antara anak Ilmu Pengetahuan Alam yang bersifat individualis dan sosialis dirasa sangat mencolok.
Sifat ini muncul karena terdapat beberapa latar belakang yaitu salah satunya anak Ilmu Pengetahuan Alam sudah terbiasa dengan hitung-hitungan dan itu berimbas dengan misi yang akan dicapai ketika sekolah yakni nilai, ketika misi mencari ilmu berubah menjadi misi mencari nilai maka segala cara akan dia lakukan untuk mendapatkan nilai yang setinggi-tingginya, dan tak jarang ketika dia merasa bisa dalam satu bidang dan temannya tidak maka sifat individualis ini akan keluar dimana dia akan bertindak masa bodoh terhadap temannya dan enggan untuk memberi tahu temannya, karena ketika dia memberi tahu temannya maka dia takut temannya akan mengunggulinya.
Hal seperti diatas sangat lumrah dilakukan untuk sebagian besar peserta didik di suatu sekolah, sifat individualis tersebut dapat dirubah dengan adanya bimbingan dari konselor atau guru Bimbingan dan Konseling.
Dimana dalam situasi ini Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling harus memberikan pengertian bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk sosial sebagaimana Aristoteles mengungkapkannya dalam istilah Zoon Politicon, dimana manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain, dan untuk mendapatkan semua itu haruslah seseorang tersebut bersosialisasi dengan orang lain. Dengan memebrikan bimbingan tersebut diharapkan peserta didik akan mengubah pola pikirnya untuk bersifat lebih terbuka dengan orang lain dalam hal bersosialisasi.
Hal lain yang dapat dilakukan oleh seorang Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling adalah melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran yang mengajar di kelas tersebut untuk membuat tugas kelompok terhadap peserta didik jurusan Ilmu Pengetahuan Alam.
Dengan adanya tugas kelompok, maka mau tidak mau peserta didik akan mulai bersosialisasi untuk menjadikan tugas kelompok tersebut dengan hasil yang sebaik-baiknya.
Peserta didik juga secara tidak langsung mulai melatih dirinya untuk bersosialisasi dengan baik, walaupun pada awalnya peserta didik yang bersifat individualis ini dalam hatinya menolak, namun lambat laun peserta didik tersebut akan merasakan hasilnya dan proses yang lebih menyenangkan karena dengan adanya kelompok, tugas tersebut tidak hanya dibebankan kepada satu orang saja, melainkan dipikul bersama-sama.
Sekian hal-hal yang perlu dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling terhadap peserta didik yang individualis. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H