Lihat ke Halaman Asli

Atiqoh Sofia

Mahasiswa

Kekhawatiran Warga Wadas Mengenai Penambangan Andesit

Diperbarui: 3 Oktober 2023   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Desa Wadas yang terletak di kabupaten Purworejo, Jawa Tengah yang di pilih sebagai tempat penambangan batuan andesit untuk dijadikan bahan utama dalam Pembangunan Bendungan Bener. Menurut Ditjen Sumber Daya Alam (SDA) kementrian pekerjaan umum dan perumahan rakyat perkiraan volume batuan andesit yang akan di ekstraksi dari Desa Wadas yang mencapai sekitar 8,5 juta meter kubik. Desa Wadas ini merupakan satu dari 11 desa yang terdampak oleh proyek Pembangunan Bendungan Bener. 

Proses konstruksi telah dimulai sejak pada tahun 2018 dengan rencana operasional yang di mulai tahun 2023. Proyek Pembangunan waduk Bener ini merupakan bagian dari proyek strategi nasional pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan.

Warga desa Wadas menolak adanya rencana penambangan di wilayah mereka, bukan karena masalah pemulihan yang finansial melainkan kekhawatiran akan kehilangan berbagai aspek kehidupan yang selama ini menjadi penopang mereka. 

Fokus utama adalah keberadaan sumber mata air bersih di desa Wadas jika lahannya digali untuk dijadikan tambang andesit, maka yang pertama kali hilang adalah mata air, sejauh ini penduduk sangat bergantung pada sumber mata air kemudian jika lahan tersebut dijadikan sebuah tambang maka warga desa Wadas akan sulit untuk memperoleh pasokan air bersih, Sedangkan desa Wadas ini memiliki 27 mata air yang vital bagi kehidupan Masyarakat Bener.

Desa Wadas selama ini telah menjadi sumber kehidupan bagi penduduknya, disana mereka mengandalkan berbagai tanaman seperti cengkeh, kapulaga, durian, kelapa, cabai, karet, kemukus, serta juga pepohonan seperti jati, mahoni, dan akasia. Pak Ganjar mengungkapkan harapannya agar tidak terjadi saling menyakiti perasaan warga dan mengajak semua pihak untuk b dalam musyawarah. 

Pak Ganjar menekankan pentingnya penggunaan ganti rugi dengan bijak dan tidak sembarangan untuk membeli tanah atau rumah pengganti dan juga pak Ganjar menyampaikan atas penangkapan warga serta telah meminta kepolisian untuk membebaskan.

Salah satu alasan penolakan adalah persetujuan terhadap penggunaan lahan mereka sebagai lokasi penambangan batuan andesit untuk mendukung proyek Bendungan Bener. 

Terdapat 3 faktor yang mendorong Sebagian warga untuk menolak penambangan batuan andesit untuk proyek. Pertama, terkait dengan arti dan keberlanjutan budaya mereka terhadap tanah kelahiran. Kedua, khas budaya dan profil budaya warga desa uang tidak selalu berorientasi pada kalkulasi ekonomi yang serba rasional. Ketiga, kurangnya komunikasi yang efektif dengan pemerintah dan warga desa Wadas dalam hal penolakan penambangan batuan andesit untuk proyek Bendungan Bener.

Jadi warga desa Wadas menolak adanya pembangunan tambang andesit, karena dapat mempengaruhi sumber daya kehidupan penduduk, terutama air, air disana sangat sulit dalam pengaliran, bagaimana jika ada tambangan, masyarakat desa Wadas nantinya akan sulit mencari sumber air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline