Lihat ke Halaman Asli

Angkringan, Teman Nangkring di Malam Hari

Diperbarui: 19 Juli 2020   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Angkringan, salah satu tempat makan yang menjajakan berbagai makanan khas murah meriah di malam hari. Ikon Yogyakarta yang kini sudah tersebar luas ke kota-kota di luar Jawa ini membuat saya rindu akan kebersamaan dengan teman-teman kuliah sebelum pandemi Covid-19 terjadi, melanda hampir di seluruh pelosok negeri.

Kala itu, sebelum pandemi ini terjadi. Angkringan menjadi salah satu tempat makan yang paling banyak dicari oleh saya dan teman-teman mahasiswa lainnya. Apalagi saat kami sibuk dengan berbagai kegiatan organisasi di kampus.

Menjelang magrib, biasanya kami bersiap-siap untuk melaksanakan shalat berjamaah dulu di Mushola kampus. Selepas shalat, satu atau dua orang dari kami harus rela dititipi berbagai macam menu angkringan. Mau bagaimana lagi, perut lapar tapi tugas di kampus belum selesai. Walhasil perwakilan saja yang membeli makanan, sisanya melanjutkan tugas masing-masing.

Warung Angkringan atau Kedai Angkringan ini umumnya menjajakan makanannya menggunakan gerobak yang begitu sederhana. Menu khas yang dijajakan biasanya berupa nasi kucing (nasi berkukuran mini), aneka sate, baceman dan gorengan, serta aneka minuman hangat.

Nasi kucing berukuran sekepal tangan ini memiliki banyak varian, mulai dari nasi orek tempe, nasi sambal teri, nasi sambal kemangi, nasi sambal usus, dan varian lainnya. Menu favorit saya adalah nasi sambal kemangi karena kebetulan saya sangat suka kemangi. Sementara aneka sate yang disajikan biasanya adalah sate usus, sate telur puyuh, sate ati ayam, sate sosis, dan masih banyak lagi.

Menu lainnya yang kerap dijumpai di Warung Angkringan adalah aneka baceman dan gorengan. Selain disajikan dalam bentuk gorengan, tempe dan tahu  juga biasanya disajikan dalam bentuk baceman. Tidak hanya tempe dan tahu, ceker ayam hingga kepala ayam juga kerap disajikan dalam bentuk baceman.

Nah, untuk aneka minuman hangatnya ada teh manis, susu, susu jahe, kopi susu, dan yang lainnya. Tapi bagi yang suka es, disediakan pula oleh penjualnya seperti es teh manis, nutrisari, dan yang lainnya.

Harga yang ditawarkan untuk setiap menu berkisar antara 2-3 ribu rupiah saja. Cocok dengan kantong mahasiswa seperti kami.

Hidup di perantauan memang mau tidak mau harus serba irit. Tapi dengan angkringan ini kami tetap bisa menikmati makan malam enak dan murah meriah. Sering kali warung makan lesehan khas Yogyakarta ini memang sering jadi andalan masyarakat dan para mahasiswa yang mau makan enak tapi tak menguras isi kantong. Dengan uang 10 ribu, kami sudah bisa menikmati satu bungkus nasi kucing, dua tusuk sate, dan segelas teh manis hangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline