Lihat ke Halaman Asli

Atina Uswati

Mari membaca perspektif saya

Perspektif Bahagia ala Anak-anak Panti di Semarang

Diperbarui: 31 Desember 2020   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panti Asuhan Kyai Ageng Fatah /dokpri

Setiap manusia terlahir dengan porsi kebahagian masing masing, ada yang bahagia dengan mempunyai banyak mobil, ada yang bahagia sebab memiliki kedua orang tua yang lengkap ada pula yang bahagia karena sudah diberi kekuatan untuk melanjutkan hidup, itu mengapa bahagia itu kompleks dan tidak bisa disamaratakan. Kebahagiaan muncul jika kita merasa "Ada" berbagi dan dihargai keberadaannya, hakikatnya sangat luas untuk itu perlu pemahaman yang tidak terbatas.

Kebahagiaan muncul jika kita merasa "Ada" berbagi dan dihargai keberadaannya.

-Atina Uswati

Pada tulisan pertama saya kali ini, saya ingin berbagi setitik cara saya memperoleh makna bahagia, perspektif yang mendefinisikan bahagia yang pernah saya temui. Kejadian ini terjadi satu tahun yang lalu ketika saya masih duduk di kelas 12 Sekolah Menengah Atas di Kota Semarang saat saya masuk menjadi anggota organisasi pelajar muslim di kota semarang. 

Agenda rutin kami salah satunya adalah berbagi senyum lewat berdonasi dan menyantuni anak yatim piatu sebab sebaik baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi sekitarnya, kami memilih Panti Asuhan Kyai Ageng Fatah sebab di tempat ini banyak sekali anak anak yang tinggal serta kondisinya masih sangat perlu uluran tangan dari umat. Panti Asuhan ini terletak di Jalan Plamongansari, Kedung, RT 02 RW 12, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Memberi kami kali ini ada dua aspek yaitu aspek materiil dan aspek non materiil, pada aspek materiil kami membuka donasi berupa uang tunai, sembako, baju bekas yang masih layak pakai, makanan ringan, boneka, dan lain lain. Open Donasi kami bukan hanya ditujukkan pada internal organisasi saja namun juga masyarakat pada umumnya dengan menggandeng media partner akun instagram @infokajiansemarang untuk turut membantu menyebarkan informasi baik ini. Kurang lebih satu minggu kami membuka donasi umat dan alhamdulilla terkumpul melebihi ekspetasi dan target kami, sedangkan pada aspek non materiil kami berbagi kebahagiaan lewat berdialog interaktif bersama pengurus panti asuhan dan adik adik panti, kajian interaktif agama, bermain games bersama dan yang terakhir bernyanyi bersama. 

Terlihat, baik adik adik panti maupun rekan rekan saya merasakan makna kebahagiaan yang sederhana, walaupun tidak seberapa yang kami berikan kepada mereka namun pancaran mata kebahagiaan tergambar jelas di sudut mata adik adik panti. Saya sendiri bahkan merasakan perasaan sangat nyaman dan haru berada pada keadaan waktu itu.

Berbagi bahagia saya dan teman teman terus berlanjut, menyantuni anak yatim piatu adalah langkah kedua kami, sebelumnya kami mengadakan program berbagi bahagia lewat berbagi makanan takjil berbuka kepada masyarakat yang membutuhkan, kemudian setelah agenda dengan adik adik panti kami juga mempunyai agenda kajian rutin keagamaan kepada masyarakat umum, serta berbagi ilmu dengan adik adik tingkan mengenai organisasi maupun kepemimpinan. Satu periode saya lewati dengan sangat indah, saya menemukan makna bahagia yang sebenarnya.

Sesederhana itu kebahagiaan, tidak perlu saya rasa mengejar maupun menunggu bahagia sebab bahagia itu kita ciptakan, jikalau sendiri merasa sulit masuk dan ajak teman teman disekitar kalian untuk turut mencari makna kebahagiaan. Namun hal yang paling penting dalam kebahagiaan adalah bersyukur, serta menjadikan pencapaian orang lain sebagai pembelajaran sebab mungkin saja posisi yang kita tempati adalah posisi yang menjadi impian orang lain.

Kebahagiaan itu bukan dikerjar maupun ditunggu namun diciptakan

-Atina Uswati

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline