Lihat ke Halaman Asli

Sial Beruntun...

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jumat, 2 Maret 2012, awalnya aku akan menduga bahwa hari ini akan menjadi hari yang berbahagia untuk ku. ada banyak rencana yang akan aku lakukan pada hari ini. ambil uang, ujian toefl, dan akhirnya pulang ke kota tercintadi Madiun. owhhh.. begitu semangatnya aku , karena aku akan pulang bertemu dengan keluarga yang aku cintai dan ku rindukan. tapi semua itu tak selancar yang aku kira.

hari ini ujian akan dimulai pada jam 1 siang. aku segera mempersiapkan apa saja yang aku butuhkan, karena setelah ujian selesai aku langsung tancap ke terminal Bungurasih Surabaya. aku berangkat pukul setengah 12 siang, namun sebelum itu aku menyempatkan diri untuk minum secangkir es kopi susu, biar gak ngantuk saat mengerjakan ujian. yaa.. kelemahan ku yang satu ini memang susah untuk dihindarkan. setelah aku menghabiskan secangkir kopi , aku langsung mengambil motorku dan tancap nerangkat. "Bismillah", doaku.

diperjalanan aku mampir sebentar ke ATM , yaa.. untuk apalagi klo bukan mengambil uang. isi dompetku sangat menipis, jadi gak punya modal uangpun untuk membeli karcis bis. disini gak ada kendala. setelah itu aku melanjtkan perjalanan ku menuju gedung pusat bahasa yang biasanya ditempuh selama 35 menit. sesampainya di kampus utama, kesialan ku berawal dari sini.

aku berhenti didepan tempat parkir motor, begitu terkejutnya aku melihat pintu parkiran tertutup. "kenapa ya kok ditutup?", batinku. aq clingak-clinguk , kok sepi gak ada orang. akhirnya muncul lah sesosok bapak-bapak kuli bangunan. aku tanya aja ke bapak itu. "Pak, kenapa tempat parkirnya ditutup? disini ada tempat lainnya apa gak pa?", tanya ku. "owhh. penjaganya sedang Shalat Jumat mbak!", jawabnya. wooow... belum-belum aku udah bete gara-gara harus nunggu hampir setengah jam lebih. ngantuk, capek, dan nunggu sendirian pula. setengah jam lebih berlalu, akhirnya bapak penjada parkir datang. Rona bahagia muncul di wajahku. agak sedikit lebay, tapi memang itulah yang aku rasakan.

setelah aku memarkir motor ku, aku berjalan menuju tempat tes. melewati lorong-lorong yang disamping kanan kiri ku banyak mahasiswa yang sedang duduk santai bersama teman-temannya. ada yang gosip, ngerjakan tugas, bahkan ada yang sibuk godain orang liwat. dengan sedikit rasa canggung, aku melewati makhluk-makhluk itu dengan berjalan tergesa-gesa.

sampailah aku ditempat ujian. begitu aku membuka pintu, kok sepi lagi ya. ternyata aku datang sangat lebih awal. baiklah, ini gak masalah. beberapa menit berlalu, datanglah peserta ujian lain. Dan anehnya, sepertinya mereka bukan seusiaku. mas-mas, mbak-mbak, ibu-ibu, dan bapak-bapak. dalam hati, aku bertanya-tanya. "apa mereka juga peserta tes toefl ya?". pertanyaanku terjawab sudah setelah membaca tulisan di tas mereka. "Pasca Sarjana". apa-apaan ini. aku disamakan dengan mereka yang mau S2? yang benar saja. ini buka tingkatanku. owwhh...jangan-jangan tingkatan soalnya gak sama. Matilah aku!

ujian pun dimulai tepat pukul 1 siang. dengan segala daya dan upaya, serta usaha ku semaksimal mungkin , aku kerjakan soal-soal toefl itu. es kopi ku sepertinya merasuk sempurna. tak sedikitpun aku merasa ngantuk. Alhamdulillah..kataku dalam hati. ujian selesai pukul 3.15 sore. aku langsung keluar ruangan dan berjalan cepat menuju parkiran, untuk melaksanakan rencanaku yang terakhir. PULANG!.

begitu bahagia dan semangatnya aku. dalam hati aku berdoa," Ya Allah jangan turunkan hujan dulu , hamba ingin pulang". diperjalanan mulai muncul tanda-tanda hujan. gerimis mengundang. tanpa pikir panjang, aku membuka mantel ku. Yang paling konyol adalah, bukan aku yang tertutup mantel melainkan tasku yang berisi “anakku” ( baca : laptop). Klo masalah ini aku memang overprotektif. Bagaimana tidak, kalau sampai ada satu aja bagiannya yang rusak, bisa berabe ntar jadinya. Kan rusak dikit biaya nya juga gak murah, mahal banget. Hitungan mahasiswa gini uang segitu juga banyak. Kembali ke topik bahasan. Aku pun melaju ke terminal dengan rasa was-was. Klo sampai hujan  deras, aku basah kuyup trus masuk angin dah. Alhamdulillah Allah mengabulkan doaku. Sesampainya di terminal , hujan pun tak turun. Aman ....

Akhirnya aku naik di bis langgananku, tolah-toleh cari tempat duduk. Berhubung hari ini hari Jumat, banyak sekali penumpang yang ingin pulang ke kota asalnya. Ketemu juga akhirnya tempat duduk itu, sebangku bertiga dan aku diapit oleh 2 orang pria. Cerita aneh ku berawal dari sini.

2 orang yang disampingku adalah mahasiswa dan seorang laki-laki yang tak jelas umurnya. Aku mengira dia berumur 30 tahun ke atas, tapi disisi lain kok masih muda ya...” Ah... gak penting.. !”, pikirku.  Yang mahasiswa ini lebih aneh lagi. Setelah aku tau dia adalah mahasiswa dari universitas yang sama denganku, awalnya aku senang. Tapi ternyata dia begitu menyebalkan. Duduknya melebihi batas , kaki diangkat keatas seperti orang bertapalah, klo gak gitu duduknya kayak irang nongkrong di warung. Aduuhh .... ini orang gak tau apa ya, aku udah sekecil ini masih saja didesek-desek, mau aku tambah kayak peyek apa. Aku pun tak bisa berbuat apa-apa. Hanya mengalah dan tersu mengalah. Apalagi dia turun cukup jauh. “aduuhh.. gak bisa tidur dah klo kayak gini, padahal aku capek ngantuk banget”! kataku dalam hati. Akhirnya dia pun turun juga.. Aahh.. leganya. Aku pun pindah ke tempat duduknya , dipinggir dekat jendela.

Sial ku gak berhenti sampai disini saja. Laki-laki yang gak jelas umurnya tadi, yang semula gak ngajak ngobrol sama sekali, tiba-tiba menggeser tempat duduknya mendekatiku. Awalnya aku pikir akan ada yang duduk , tapi kok gak ada orang yang mau duduk. “maksudnya apa seh ini orang?”, kataku dalam hati. “Turun mana mbak?”, katanya. “Madiun, pak”,jawabku. Aku sengaja memakai kata pak, agar dia sadar dengan dirinya , yang menurutku sudah tidak uda lagi. Terus – menerus dia mengajak ku bicara, tapi aku hanya menanggapinya dengan kata-kata singkat. Hanya terjadi tanya jawab disini. Tapi dia tak juga menghentikan pembicaraannya.

Lama-kelamaan kok semakin mendekat ya. Ya Allah...lindungilah hambamu. Kaki nya pun merapat di kaki ku, tangannya juga. Tapi untungnya dia tidak berbuat yang senonoh, klo pun iya, tak segan-segan alu berteriak. Mau pindah tempat duduk , tapi bis saat itu sedang ramai. Sedangkan klo pun aku berdiri, masih lumayan jauh juga.

Alhamdulillah .. akhirnya sampai juga di Madiun tercinta. Allah masih melindungiku ternyata. Tak ada hal-hal yang terjadi tadi. Waktu menunjukkan pukul 20.30 WIB. Meskipun aku sangat capek dan masih dihantui rasa takut, namun semua itu hilang sekejap setelah aku bertemu dengan ibu dan kakakku. Seperti ingin menangis saja waktu itu, tapi aku menahannya. Aku takut mereka akan khawatir dan tidak mengijinkan ku pulang malam lagi. Sesampainya dirumah, disambut bapak dengan senyumnya yang khas. Aku menyayangi mereka lebih dari diriku sendiri. Tak ada satupun yang dapat menggantikan cinta dan kasih sayang keluargaku.

Ini lah akhir ceritaku, meskipun agak gak jelas, tapi setidaknya aku bisa meluapkan keluh kesahku disini. Bercerita dan berbagi pengalaman dengan orang lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline