Betapa banyak yang layak untuk disyukuri. Dengan bersyukur, hati akan tenang, bahagia dan merasa cukup. Bukankah hidup hari ini adalah anugerah terindah dari Sang Maha Kuasa? Masih hidup, masih bisa bernapas dan masih bisa berusaha adalah nikmat yang tiada tara.
Sedih ataukah bahagia dalam menjalani kehidupan adalah pilihan. Penerimaan terhadap kondisi yang ada akan memberikan rasa nyaman. Menerima setiap takdir yang terjadi semata-mata ini sebagai yang terbaik dari Sang Maha Pencipta untuk hamba-Nya. Bersedih terhadap sebuah peristiwa adalah manusiawi. Kehilangan orang yang dicintai, tertimpa ujian kehidupan bertubi-tubi. Wajar, bersedih. Tapi alakadarnya saja. Untuk kemudian segera tarik napas dan lepaskan untuk mendapatkan kebahagiaan. Biarkan air mata yang menetes sesaat saja. Untuk kemudian, hapuslah. Masih banyak kata yang dapat diupayakan daripada larut dalam sebuah kesedihan. Yakinkan diri bahwa diri tak sendiri, ada Allah SWT yang menemani yang tidak akan meninggalkan diri. Ya, selama diri masih setia berdoa dan memohon kekuatan pada-Nya, Allah SWT sangat dekat pertolongan-Nya.
Memilih bahagia adalah pilihan bijak. Senantiasa berpikir positif, berhusnuzhab terhadap setiap yang menimpa diri. Boleh jadi kesedihan itu akan melunakkan hati. Allah mendidik diri agar tak menjadi pribadi yang sombong. Sesekali terjatuh, tak mengapa untuk kemudian bangkit kembali. Sejenak menepi, mengumpulkan kekuatan diri untuk membuat loncatsn indah di kemudian hari.
Diri terlalu hina untuk bersedih, jadi mulai akan diri dengan terus memilih bahagia. Tersenyum dan katakan pada diri sendiri. Alhamdulillah, aku bahagia. Semoga kebahagiaan senantiasa ada di setiap hamba yang berserah diri. Aamiin.
Metro, 9 Pebruari 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI