Lihat ke Halaman Asli

Ahok - Djarot Ikut Meramaikan Pilkada

Diperbarui: 22 September 2016   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tepat dua hari yang lalu PDI Perjuangan mengumumkan siapa yang akan menjadi calon gubernur dan wakil gubernur DKI di periode 2017-2022 mendatang. Bukan hanya masyarakat DKI Jakarta yang antusias terhadap cagub dan cawagub ini namun rasa antusias ini di rasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. PDI perjuangan akhirnya secara resmi mengumumkan pencalonan Basuki Tjahaya Purnama sebagai cagub dan pasangannya Djarot Syaiful Hidayat sebagai cawagub. Hamdi Muluk, pengamat psikologi politik dari Universitas Indonesia menyebut pemilihan cagub dan cawagub DKI Jakarta sebagai yang paling heboh, paling panas, dan dipicu oleh sosok Ahok yang unik.

Nama Ahok mulai terkenal sejak kepemimpinannya yang menjabat sebagai wakil gubernur DKI Jakarta sebelum Jokowi naik sebagai Presiden Indonesia. Semasa kepemimpinan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta, seperti yang kita ketahui sudah banyak kemajuan yang beliau lakukan demi mensejahterakan masyarakat Jakarta. Sosok Ahok memang sangat populer di kalangan para pejabat di Indonesia. Sifatnya yang friendly dan blusukan tersebut yang membuat Ahok memiliki daya tarik tersendiri. Sebelum pemilihan saja warga Indonesia sudah sangat antusias pada pasangan calon Ahok-djarot, hal ini merupakan yang pertama kalinya dalam dunia politik, tutur Hamdi.

Namun tidak semua masyarakat DKI Jakarta yang setuju dengan keputusan PDI Perjuangan yang mencalonkan Ahok – Djarot sebagai cagub dan cawagub. Bahkan sudah ada aksi penolakan Ahok – Djarot ini yang dilakukan oleh 44 kecamatam yang berada di DKI Jakarta yang merasa tidak sesuai dengan kebijakan-kebijakan Ahok. Ahok juga kerap kali tidak menunjukan etika, moral dan sopan santun dalam berbicara. Hal ini dapat menjadi contoh buruk bagi anak-anak maupun penerus generasi bangsa. Disisi lain juga ada sejumlah seruan dari ormas Islam agar para pemilih di Jakarta untuk tidak memilih calon yang non-Muslim.

Nama : Atika Ulfa
NIM : 07031181520046
Jurusan : Ilmu komunikasi (B)
Kampus : Universitas Sriwijaya
Dosen pengasuh : Nur Aslamiah Supli. BIAM, M.Sc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline