Yogyakarta memiliki banyak sekali tempat-tempat wisata, dari yang di alam, pantai, bernilai budaya, edukasi, spiritual, dan sejarah. Di Yogyakarta banyak candi-candi peninggalan masa lalu, yang sebagian masih digunakan sebagai tempat beribadah dan wisata, dan ada juga yang dijadikan tempat wisata saja.
Salah satu candi peninggalan masa lalu yang ada di Yogyakarta, yaitu Candi Sambisari. Candi Sambisari ini berada di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani kecamatan Kalasan kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi ini berada tidak terlalu jauh dari kota jika dari pusat kota Yogyakarta jaraknya sekitar 15 km ke arah timur laut.
Jenis Sambisari ini merupakan candi Siwa yang diperkirakan dibangun pada awal abad ke-9 oleh Rakai Garut seorang raja Mataram Hindu dari dinasti Syailendra. Candi ini ditemukan oleh seorang petani yang mencangkul di ladangnya dan menemukan batu pahatan.
Kemudian badan arkeologi Yogyakarta melakukan penelitian dan penggalian dan ditemukannya pada tahun 1996 bahwa di bawah tanah terdapat reruntuhan candi yang tersembunyi oleh tubuh dan pasir dan batu yang berasal dari gunung Merapi pada tahun 1906.
Kemudian dilakukan rekonstruksi dan pemugaran candi yang selesai dibangun pada tahun 1987. Uniknya Candi ini dari candi-candi yang lain yaitu yang letaknya berada sekitar 6,5 m di bawah permukaan tanah. Sehingga jika ingin melihat candi tersebut harus mendekat karena tidak terlihat jika dari kejauhan.
Kompleks yang di Sambisari dikelilingi oleh pagar 2 lapis. Setiap sisi dari pagar tersebut terdapat pintu masuk tanpa lengkungan ataupun dekorasi. Candi Sambisari terdiri dari satu Candi utama dan tiga candi sekunder. Diantara pembacaan di tersebut hanya Candi utama yang bangunannya relatif utuh.
Diantara keempat Candi tersebut Candi utama adalah candi yang paling besar dan paling tinggi. Di setiap Candi terdapat tangga untuk menuju ke atas. Pada candi utama terdapat tangga menuju keraton yang terletak di depan pintu di sisi bagian barat. Dan di sisi tengah tersebut terdapat hiasan pahatan sepasang kepala naga dengan mulut menganga dan terdapat batu di bawah masing-masing kepala negara dengan pahatan Ghana dalam posisi jongkok dengan kedua tangan terangkat seolah menopang kepala naga di atasnya.
Ghana adalah makhluk kecil yang mengiringi Siwa atau juga disebut dengan Siwaduta. Setelah mencapai puncak terdapat pula gapura raksasa dengan bingkai motif. Dan juga di pintu masuk ini terdapat ukiran kepala naga yang menghadap keluar dengan mulut menganga juga.