FoMO adalah kondisi dimana seseorang merasa takut akan tertinggal berita-berita baru atau tren yang sedang berlangsung. Biasanya yang mengalami hal tersebut adalah kaum muda yaitu remaja yang takut ketinggalan akan tren uang ada di media sosial dan takut akan dikatakan oleh teman-temannya ketinggalan zaman, yang dalam hal ini dapat membuat perasaan tidak nyaman pada diri seseorang yang mengalami FoMO tersebut.
Sedangkan JoMO adalah kondisi dimana seseorang merasa senang dan menikmati hidupnya walaupun ia tertinggal dari berita-berita terbaru atau tren terbaru yang sedang berlangsung di media sosial khususnya. Ciri-ciri orang yang sehat mentalnya:*Produktif*Bersemangat*Fokus*Mampu membangun relasi yang baik dengan sekitarnya*Menikmati hidup yang dijalani.
Adanya perkembangannya teknologi informasi dan komunikasi menjadi salah satu bagian dari hidup kita, karena kita membutuhkannya seiring perkembangan zaman yang semakin pesat. Tetapi jangan karena kita membutuhkannya membuat kita menjadi ketergantungan terhadap teknologi.
Teknologi informasi dan komunikasi memberikan begitu banyak kemudahan. Kita dapat mengetahui apa yang ada diluar sana hanya dengan gadget. Teknologi informasi dan komunikasi ini tidak hanya memberikan dampak positif saja, tetapi terdapat dampak negatif juga. Dampak negatif dari hal tersebut adalah salah satunya orang akan ketergantungan dengan teknologi atau gadgetnya dan ia bisa mengalami yang namanya FoMO (perasaan takut tertinggal tren yang sedang berlangsung) dan itu akan membuat seseorang menjadi tidak nyaman dalam menjalani kehidupannya.
Ketika seseorang mengalami FoMO yang ketergantungan terhadap gadget jika ia tidak memegang gadgetnya dalam waktu yang lama ia akan merasa gelisah. Selain itu, dari ketergantungan yang dialami akan memiliki dampak lain seperti:
1.Merasa tidak nyaman dan memiliki perasaan negatif.Ketika seseorang melihat foto dan video yang ada di media sosial ia akan merasa tidak nyaman. Contohnya ketika ia melihat orang-orang pergi berlibur bersama teman dan keluarga ia menginginkan hal seperti itu tetapi tidak bisa, maka ia akan merada khawatir dan kesepian.
2.Meningkatkan risiko terjadinya permasalahan psikologis pada seseorang.Ketika seseorang ketergantungan terhadap media sosial bisa membuat seseorang mudah stres dan selalu ingin mempertahankan citranya di media sosial. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus akan menimbulkan gangguan kecemasan bahan depresi.
3.Turunnya rasa percaya diri pada seseorang.Ketika seseorang melihat orang lain yang lebih baik darinya baik dari segi penampilan maupun yang lainnya, ia akan merasa tidak percaya diri dan merasa dirinya banyak kekurangan dan malu untuk bersikap apa adanya.
4.Tidak memperhatikan lingkungan sekitar.Karena terlalu sibuk dengan dunia mayanya atau media sosial orang akan lupa dengan lingkungan sekitarnya. Dan bisa jadi ia akan kehilangan hal-hal penting dan tidak mengetahui apa yang terjadi di sekitarnya.
5.Renggangnya hubungan sosial, baik di keluarga ataupun masyarakat.Terjadi karena seseorang yang tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya, ia akan kehilangan waktu berharga di keluarganya dan banyak momen yang tidak bisa di ulang kembali.
6.Terganggunya produktivitas seseorang.Ketika seseorang sibuk dengan gadgetnya, tentu akan merasa malas untuk melakukan sesuatu dan tidak sadar banyak waktu yang terbuang sia-sia. Padahal waktu yang terbuang itu harusnya dipergunakan untuk melakukan banyak hal yang berguna dan bermanfaat.
Jika ingin memiliki mental yang sehat, maka jauhilah gaya hidup FoMO dan mulailah dengan JoMO dengan tidak merasa takut akan tertinggal dan menikmati hidup yang dijalani dengan baik.Tidak perlu mendengarkan perkataan orang lain mengenai kita yang tidak terlalu aktif di media sosial. Bahwa kita ketinggalan zaman atau tidak gaul. Kita hanya perlu lebih menghargai diri sendiri, lebih fokus pada dunia nyata yang kita jalani, kurangi atau batasi penggunaan gadget dan lakukan kegiatan lain sebagai pengalihan. Jika hal tersebut bisa dilakukan dengan baik, maka semakin tinggi kadar kesehatan mental kita. Selalu bahagia dan bersyukur juga salah satu kunci dari kesehatan mental. Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H