Lihat ke Halaman Asli

Proklamasi 17 Agustus 1945 yang Mengubah Indonesia

Diperbarui: 30 November 2021   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Semua orang pasti tahu bahwa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal itu terjadi karena perjuangan dari pahlawan pergerakan yang selalu gigih memperjuangan kebebasan Indonesia. Banyak kejadian yang dilalui sebelum teks proklamasi itu di bacakan. Salah satunya peristiwa penculikan Soekarno, Hatta yang disebut peristiwa Rengasdengklok.

Banyak lagi rangkaian peristiwa yang terjadi, apalagi setelah kemerdekaan Indonesia. Tetapi banyak dari kita tidak tau apa yang terjadi selain peistiwa rengasdengklok dan pembacaan teks proklamasi. Diketahui bahwa Kerajaan Belanda setelah kemerdekaan Indonesia belum ikhlas atas kemerdekaan Indonesia pada 17 agustus 1945. Hal tersebut tentu saja memicu perselisihan baru antara belanda dengan RI.

Setelah 60 tahun berlalu, akhirnya Belanda menyatakan dalam pertemuannya untuk meminta maaf, Belanda baru akhirnya bersedia secara resmi menerima kenyataan historis proklamasi kemerdekaan. Disampaikain oleh menlu Belanda (Bernard Rudolf) dalaam pidatonya di Gedung Deplu, pada tanggal 16 agustus 2005, tepat sehari sebelum memperingati Indonesia dikeesokan harinya.

Persiapan Indonesia Menuju Kemerdekaan

Saat penjajahan setelah Belanda, Indonesia kembali dijajah oleh Negara Jepang. Walau dalam sejarahnya jepang hanya menjajah selama kurang lebih 3,5 tahun, Jepang memberikan dampak besar terhadap Indonesia. Baik itu dibidang perekonomian, pertahanan, kehidupan sosial budaya dan lainnya.

Ketika jepang menjajah Indonesia, jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia. Kemudian, dari janji itulah, para pemimpin pergerakan kemerdekaan Indonesia terus mendesak Jepang. Seakan tidak ingin mengecewakan, jepang kemudian berusaha mewujudkan janjinya dengan diumumkannya pembentukan badan untuk membahas kesiapan Indonesia dalam kemerdekaan. Hal itu disampaikan oleh pimpinan tentara jepang, yaitu Letnan Jenderal Kumakici Harada pada 1 Maret 1945. BPUPKI kemudian menunjuk Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat sebagai ketua dan R.P Suraso sebagai wakilnya.

Pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945, sidang pertama dikenal dengan panitia Sembilan, dan menghasilkan  rumusan yang bertujuan sebagai dasar negara. Adapun rumusan itu adalah :

1.         Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya.

2.         Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3.         Persatuan Indonesia.

4.         Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline