Lihat ke Halaman Asli

Atikah Anwar Hasibuan

Undergraduated Student, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Indonesia

Biologi Laut: Bintang Berduri, Si Pemangsa Bulu Babi

Diperbarui: 12 Desember 2019   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paracentrotus lividus [Sumber: marinespecies.org]

Bulu babi Paracentrotus lividus termasuk ke dalam kelas Echinoidea yang memiliki persebaran sangat luas di sepanjang pantai Atlantik dan Mediterania. 

Telah diketahui bahwa bulu babi merupakan pemakan alga (kelp dan seaweed) yang terdapat pada terumbu karang, namun alga coralline tetap akan tertinggal di terumbu karang karena bulu babi tidak dapat memakan alga tersebut. Hal ini akan memengaruhi struktur komunitas, memengaruhi dinamika temporal, dan memengaruhi fungsi dari terumbu karang itu sendiri. 

Terdapat bukti kuat bahwa di Mediterania, bulu babi mengubah lapisan makroalga di terumbu karang menjadi lapisan alga coralline, dimana hal tersebut akan membuat perubahan dalam struktur komunitas dan fungsi dari terumbu karang. Adanya bukti tersebut membuat perlu dilakukannya pengontrolan terhadap populasi bulu babi agar ekosistem tetap terjaga.

Terdapat beberapa predator dari P. lividus yaitu kelompok ikan Sparidae (Diplodus sargus dan Diplodus vulgaris), krustasea berukuran besar (Eriphia spinifrons, Maja squinado, dan Palinurus elepas), kelompok asteroidae (Marthasterias glacialis) dan juga gastropoda (Hexaplex trunculus). 

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa skeleton (atau disebut juga tests) pada bulu babi yang dimangsa oleh M. glacialis tetap utuh namun duri terlepas dan bagian Arisotle's lantern rusak. Hal tersebut tidak terlalu parah dibandingkan dengan bulu babi yang dimangsa oleh ikan dari kelompok Sparidae dimana bulu babi mengalami skeleton rusak dan hilang, baik hilang sepenuhnya ataupun sebagian. 

Tetapi 10 tahun kebelakang, telah diketahui bahwa populasi dan ukuran dari M. glacialis meningkat dan hal tersebut memberi peluang bagi M. glacialis sebagai pengontrol dari populasi P. lividus.

Marthasterias glacialis [Sumber: marinespecies.org]

Dilakukan penelitian skala laboratorium mengenai predasi M. glacialis terhadap P. lividus guna menjawab apakah M. glacialis mampu menghancurkan skeleton dari P. lividus dan apakah peristiwa pemangsaan ini berkaitan dengan ukuran tubuh P. lividus. Bulu babi (berukuran kecil dan besar) masing-masing dipasangkan secara acak dengan satu bintang laut dan dibiarkan selama 48 jam. 

Hasil menunjukkan bahwa M. glacialis memakan semua P. lividus (baik yang berukuran besar maupun berukuran kecil). Dalam mengkonsumsi P. lividus, diawali dengan M. glacialis menghampiri P. lividus kemudian menyelubunginya, lalu dilanjutkan dengan proses mencerna dimana jaringan pada bagian permukaan akan hancur dan duri-duri pun runtuh. 

Hal tersebut membuat M. glacialis mampu memakan jaringan-jaringan lunak disekitar bagian lantern dan bagian dalam dari skeleton P. lividus. Lalu, berdasarkan hasil analisis data menggunakan ANOVA, diketahui bahwa M. glacialis lebih baik dalam menghancurkan skeleton P. lividus berukuran kecil dibandingan berukuran besar.

Marthasterias glacialis memangsa Paracentrotus lividus [Sumber: Gianguzza, Bonaviri, & Guidetti 2009]

Berdasarkan hal tersebut maka dapat dipastikan bahwa M. glacialis mampu untuk menghancurkan skeleton dari P. lividus dan hal tersebut berkaitan dengan ukuran bulu babi. 

Walaupun sebelumnya diketahui bahwa bintang laut tidak seefektif ikan dari kelompok Sparidae dalam menghancurkan skeleton bulu babi, namun jika di suatu lokasi tertentu tidak terdapat ikan dari kelompok Sparidae maka bintang laut lah yang menjadi pemangsa bagi bulu babi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline