Banten Lama, sebuah kawasan bersejarah yang terletak di Kota Serang, Provinsi Banten, adalah saksi bisu kejayaan masa lalu. Menyusuri jalanan di kawasan ini ibarat membuka lembaran buku sejarah yang dipenuhi kisah-kisah tentang kekuasaan, perdagangan, dan kebudayaan. Setiap sudutnya memancarkan aura nostalgia, seakan membawa kita kembali ke masa kejayaan Kesultanan Banten di abad ke-16 hingga 17.
Langkah pertama di kawasan ini membawa pengunjung pada gerbang megah dan sisa-sisa benteng tua yang kokoh meski telah digerus oleh waktu. Struktur bangunan dari batu bata merah tampak berbicara tentang kekuatan dan keagungan masa lalu. Suara langkah kaki di jalanan berbatu menciptakan melodi yang selaras dengan hembusan angin, menggugah imajinasi akan riuh rendah kehidupan yang pernah mengisi tempat ini berabad-abad silam.
Salah satu permata di Banten Lama adalah Masjid Agung Banten. Arsitekturnya yang memikat memadukan elemen Jawa, Cina, dan Islam, mencerminkan keberagaman yang harmonis. Menara masjid yang menjulang seolah menjadi penjaga abadi, mengundang siapa saja untuk menaikinya. Dari puncak menara, pengunjung disuguhkan pemandangan yang memesona: lanskap Banten Lama yang sarat akan cerita, ditemani deburan ombak dari kejauhan.
Tak jauh dari masjid, reruntuhan Keraton Surosowan berdiri sebagai bukti nyata kejayaan Kesultanan Banten. Meski kini hanya tersisa puing-puing, kemegahan istana ini masih terasa, seperti bayangan samar tentang Sultan dan para penasihatnya yang pernah mengatur roda pemerintahan di sini. Tempat ini mengisahkan kebijaksanaan dan kekuatan maritim yang menjadikan Banten salah satu pusat perdagangan internasional di Nusantara.
Tidak jauh dari keraton, Vihara Avalokitesvara menawarkan ketenangan di tengah hiruk-pikuk sejarah. Aroma dupa yang lembut bercampur dengan keheningan yang mendalam, membawa pengunjung pada suasana yang damai. Vihara ini, dengan patung-patung penuh makna dan ornamen indah, menjadi simbol harmoni antaragama yang telah terjalin selama berabad-abad di Banten.
Menelusuri jalanan Banten Lama juga mempertemukan kita dengan kehidupan masyarakat lokal yang sarat tradisi. Pedagang-pedagang kecil menjajakan cendera mata dan makanan khas di sepanjang jalan, menciptakan suasana yang hangat dan akrab. Di antara keramaian itu, wisatawan dapat mencicipi rabeg yang kaya rasa, sate bandeng yang lembut, hingga emping melinjo yang renyah, semuanya membawa cita rasa otentik Banten.
Namun, pesona Banten Lama tidak terlepas dari tantangan. Beberapa situs bersejarah terlihat memudar oleh waktu, dan sampah di beberapa sudut jalan mencemari keindahannya. Meski demikian, semangat masyarakat dan pemerintah untuk menjaga serta melestarikan kawasan ini sebagai destinasi wisata budaya patut diacungi jempol.
Banten Lama bukan hanya sekadar tempat, melainkan sebuah perjalanan jiwa. Setiap langkah di jalanannya adalah perjumpaan dengan jejak-jejak masa lalu yang penuh makna. Kawasan ini mengajarkan kita untuk menghargai warisan nenek moyang, menjaga cerita-cerita yang terkandung di dalamnya, dan meneruskannya kepada generasi mendatang. Mengunjungi Banten Lama adalah sebuah ziarah sejarah, sebuah pengalaman yang akan terus menggetarkan hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H