Prokrastinasi atau menunda-nunda suatu pekerjaan dengan melakukan pekerjaan lain yang tidak penting adalah salah satu masalah di kalangan mahasiswa khusunya dalam belajar, mengerjakan tugas.
Banyak fakta di lapangan yang sering kita temui bahkan dari teman-teman di sekitar kita sendiri, mereka cenderung mengerjakan tugas kuliah mepet deadline yang diberikan.
Alasan-alasan yang sering mereka pakai adalah tidak menemukan ide kalau tidak mepet deadline pikiran ngga jalan, dan lain sebagainya. Namun perlu disadari bahwa mengerjakan tugas mepet deadline dikarenakan beberapa hal yang tidak penting cenderung menyebabkan tugas menumpuk dan akhirnya akan kebingungan sendiri dalam memulainya.
Dampak-dampak negatif dari prokrastinasi akan sangan berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari individu. Disamping tugas yang tidak dikerjakan dengan baik terdapat dampak yang berakibat pada habit yang disusun dalam diri individu yaitu tidak bisa memanagemet waktu dengan baik, tidak bisa menghargai dan memanfaatkan waktu dengan baik sehingga terbuang sia-sia. Jika individu terlanjur terjebak dalam lingkaran hitam tersebut, lalu bagaimana cara keluar dari lingkaran hitam yang telah membuatnya kesulitan dalam mengatur waktu dan menyelesaikan tugas-tugasnya?
Konseling merupakan salah satu cara untuk keluar dar lingkaran hitam tersebut. Teknik konseling yang dapat diterapkan yitu teknik behavior. Teknik behavior merupakan bentuk adaptasi dari akiran behavioristik.[1] Konsep modifikasi prilaku yang terdapat dalam konseling behavior dapat menajdi salah satu pintu keluar dari permasalahan prokrastinasi yang sering melanda mahasiswa.
Behavior juga mengungkapkan bahwa perilaku manusi dapat diubah dengan cara melemahkan perilaku yang sebelumnya dengan perilaku-perilaku yang baru untuk mengubah perilaku pertama. Dalam buku Mohammad Surya terdapat beberapa ciri konseling behaviora yaitu sebagai berikut:
Perilaku manusia dapat dipelajari dan diubah
Perubahan-perubahan khusus terhadap lingkungan individu dapat membantu perubahan perilaku yang relevan
Prinsip-prinsip belajar seperti Reinforcement dan social modeling, dapat digunakan untuk mrngembangkan prosedur-prosedur konseling