Lihat ke Halaman Asli

Bahasa Indonesia dan Peristiwa Penting di Baliknya

Diperbarui: 25 November 2020   04:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

NIM: 2130020033
NAMA: ATIKA FARADILLA MABDALIF
PRODI: KESEHATAN MASYARAKAT (A)

__

Menurut penelitian yang dilakukan para ahli, Bahasa Indonesia yang saat ini kita gunakan sebagai bahasa resmi merupakan turunan dari Bahasa Austronesia lebih tepatnya Austronesia Barat (Nusantara) atau lebih spesifik lagi berasal dari Bahasa Melayu. Bukti lain yang memperkuat bahwa Bahasa Indonesia merupakan turunan dari Bahasa Melayu adalah ditemukannya prasasti-prasati di Kerajaan Sriwijaya yang menggunakan Bahasa Melayu yang mana bahasa tersebut sama dengan yang digunakan di Kerajaan Malaka.

Bahasa Melayu digunakan di mana-mana di wilayah Nusantara sehingga membuatnya semakin berkembang dan eksistensinya semakin menguat. Sejarah mencatat terdapat sedikitnya 10 (sepuluh) peristiwa penting yang berhubungan dengan perkembangan Bahasa Indonesia, salah satu peristiwa paling penting adalah Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, pada peristiwa tersebut Bahasa Indonesia resmi didaulat menjadi Bahasa Persatuan atau Bahasa Nasional. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan maksudnya adalah sebagai pemersatu suku bangsa, yaitu pemersatu suku, agama, rasa dan antar golongan (SARA) bagi suku bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke

Peristiwa penting lainnya adalah diresmikannya Ejaan Yang Disempurnakan atau lebih dikenal dengan EYD. Ejaan ini berlaku sejak tahun 1972 sampai 2015. Di antara banyaknya ejaan yang sempat berlaku, EYD memiliki masa berlaku paling lama selain itu ejaan ini turut mengatur secara lengkap tentang kaidah penulisan bahasa Indonesia.

Meskipun tercatat sebagai yang paling lama digunakan, bukan berarti perkembangan bahasa indonesia berhenti. Yang terbaru, tepatnya 26 November 2015 Ejaan Bahasa Indonesia resmi diberlakukan sebagai ejaan baru Bahasa Indonesia menggantikan Ejaan Yang Disempurnakan melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia atau lebih dikenal dengan PUEBI.

PUEBI ini menyempurnakan apa yang sebelumnya telah disempurnakan dalam EYD. Sedikitnya ada 3 (tiga) hal perubahan yang terjadi pada PUEBI. Perubahan tersebut meliputi penambahan huruf diftong, penggunaan huruf tebal, serta penggunaan huruf kapital.

Sebagai informasi tambahan, perubahan sistem ejaan bahasa Indonesia sebenarnya sudah terjadi beberapa kali. Pada 1947, bahasa Indonesia menggunakan sistem Ejaan Soewandi, kemudian sistem Ejaan Melindo pada 1959, dan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) pada 1972 hingga 2015 dan yang terbaru PUEBI (Pedoman Umum Bahasa Indonesia) yang berlaku dari 2015 hingga sekarang.

__

Sumber:

  1. Santoso, Rudi Umar (2020) Materi Kuliah Bahasa Indonesia: Sejarah, Kedudukan dan Fungsi. Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
  2. Pramuki, B. Esti and Setiawati, Lis and Mulyati, Yeti and Supriyana, Asep (2014) Bahasa Indonesia. In: Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. Universitas Terbuka, Jakarta, pp. 1-30. ISBN 9789790113411.
  3. Okezone, "Perbedaan EYD dengan PUEBI: Okezone News," https://news.okezone.com/, Aug. 15, 2016. https://news.okezone.com/read/2016/08/15/65/1464154/perbedaan-eyd-dengan-puebi (accessed Oct. 30, 2020).
  4. "Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Pemersatu Bangsa, Ketahui Sejarahnya," merdeka.com. https://www.merdeka.com/jatim/fungsi-bahasa-indonesia-sebagai-bahasa-pemersatu-bangsa-ketahui-sejarahnya-kln.html (accessed Oct. 30, 2020)



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline