Tantangan dalam ekonomi di masyarakat semakin sulit dan semakin tinggi tingkat persaingan nya. Siapa yang mampu memanfaatkan perkembangan ekonomi yang menuju ke arah digitalisasi maka akan mampu bertahan dalam pertempuran di kancah era ekonomi digital saat ini.
Ekonomi digital adalah jenis ekonomi yang memanfaatkan teknologi digital. Konsep ekonomi digital diperkenalkan pertama kali oleh Don Tapscott pada tahun 1996 dalam karya tulis ilmiahnya yang berjudul The Digital Economy: Promise and Peril in the Age of Networked Intelligence (Wikipedia).
Berkembangnya ekonomi digital di berbagai negara khusus nya Indonesia sangat menentukan nilai ekonomi kehidupan masyarakat negara tersebut.
Berdasarkan Studi Google Temasek, Bain & Company (2022) menunjukkan ekonomi digital Indonesia di 2022 mencapai USD77 miliar atau tumbuh 22% dari 2021. Indonesia berhasil menjadi pemain utama dalam ekonomi digital ASEAN, karena sekitar 40% dari nilai total transaksi ekonomi digital ASEAN berasal dari Indonesia. Investasi pada sektor ekonomi digital Indonesia juga tumbuh positif, ditunjukkan oleh deal value investasi pada triwulan pertama 2022 sebesar USD3 miliar, yang merupakan nilai tertinggi kedua setelah Singapura.
Dengan kinerja positif sektor ekonomi digital tersebut, nilai valuasinya diperkirakan akan tumbuh dua kali lipat menjadi USD130 miliar pada 2025, dan akan mencapai USD220-USD360 miliar di 2030. Pencapaian tersebut juga disokong oleh kondisi Indonesia yang mempunyai mayoritas jumlah penduduk berusia produktif, kemudian memiliki lebih dari 2.400 perusahaan start-up sehingga menjadi peringkat ke-6 di dunia dengan jumlah start-up terbanyak, dan juga tingkat penetrasi internet yang sudah mencapai 76,8%.
Dalam siaran pers yang bertajuk Kembangkan Ekonomi Digital, Indonesia Butuh Talenta Digital Berkualitas, Kominfo menyatakan ekonomi digital Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang. Laporan We Are Social menunjukkan dari 77% populasi Indonesia menjadi pengguna internet aktif atau mencapai 212,9 juta orang pada Januari 2023 (Siaran Pers No. 28/HM/KOMINFO/03/2023).
Jika dilihat dari pendekatan pertumbuhan di Kawasan Asean, nilai ekonomi digital Indonesia menduduki 3 besar. Dimana Filipina, sebesar 93 persen secara year on year (yoy). Disusul oleh Thailand 51 persen dan Indonesia 49 persen.
ekonomi digital adalah masa depan Indonesia seperti diproyeksikan oleh riset Google, Temasek, dan Bain & Company tersebut.
Ekonomi digital juga dapat dijadikan patokan sebagai masa depan bagi anak muda negara ini. Oleh karena itu, talenta digital generasi para muda harus terus didorong untuk mengembangkan knowledge base economy, sehingga akan lahir banyak inovasi untuk menumbuhkan ekonomi digital dan bersaing dengan negara lain.
Salah satu gebrakan yang di lakukan BI (Bank Indonesia) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) yang meningkatkan perkembangan ekonomi digital Indonesia adalah dengan membuat dan mengembangkan QRIS (QR Code Indonesia Standard).
Bank Indonesia (BI) mencatat merchant pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) telah mencapai 24,9 juta pengguna hingga Februari 2023.