[caption id="" align="alignright" width="241" caption="sumber gambar: metrotvnews.com"][/caption]
Banyak yang menyorot tingkat pendidikan menteri kelautan dan perikanan kita yang baru dilantik 27 Oktober 2014, Susi Pudjiastuti. Beberapa menit pasca pelantikan, saya cukup kaget membaca timeline kawan saya di media sosial yang menulis "betapa banyaknya orang yang berpendidikan tinggi di negeri ini, tapi mengapa yang diangkat menjadi menteri perikanan dan kelautan adalah orang yang hanya tamatan SMP"
Wall medsos saya dipenuhi dengan sorotan terhadap menteri Susi. Ada yang memberi apresiasi dan ada juga yang mencela, sampai-sampai ada kawan saya yang bingung bagaimana menjelaskan kepada anaknya jika sang anak nantinya beranggapan bahwa tak perlu sekolah buat jadi menteri.
Lalu, sayapun browsing profilsang menteri. Menteri Susi memang ternyata tak tamat SLTA. Setelah memutuskan keluar dari sekolah, ia mulai bekerja berbagai macam pekerjaan dengan hanya modal ijazah SMP.
Saya cukup penasaran bagaimana dia melalui masa-masa remajanya yang putus sekolah hingga bisa sampai pada pencapainnya saat ini. Sayapun lalu mencari sumber lain untuk menjawab rasa penasaran saya. Beberapa media menuliskan bahwa Susi adalah sosok pekerja keras yang merintis usahanya dari titik terbawah, bekerja sebagai pengepul ikan dengan modal pas-pasan. Berkat keuletan dan ketekunannya, usahanya terus berkembang. Susi mulai memasarkan lobster, komoditas yang lebih berorientasi ekspor. Dia membawa dagangannya sendiri ke Jakarta untuk ditawarkan ke berbagai restoran seafood dan diekspor. Karena besarnya permintaan untuk menyediakan stok lobster, Susi pun harus berkeliling Indonesia mencari sumber suplai lobster. Pada saat itulah, timbul ide Susi untuk membeli sebuah pesawat yang bisa membantunya mengangkut lobster dari daerah-ke daerah lainnya. Belakangan, pesawat yang tadinya hanya untuk mengangkut barang dagangan laut, dia coba sewakan kepada masyarakat yang ingin menumpang. Kini, Susi selain menjadi pengusaha ekspor ikan, ia juga mendirikan maskapai penerbangan Susi Air dan membuka sekolah pilot bernama Susi Flying School melalui PT ASI Pudjiastuti Flying School.
Setelah membaca profil Susi Pudjiastuti di sejumlah media online, tak terpikir lagi timeline kawan-kawan saya. Kini yang jelas tergambar darinya adalah sosok perempuan pekerja keras. Kerja kerasnyalah yang membawa dia sampai pada titik sekarang ini, yang membawanya memperoleh peluang untuk berbuat lebih bagi bangsa ini.
Saya selalu kagum dengan sosok pekerja keras. Setiap melihat sosok pekerja keras, selalu terlintas sosok orang tuaku. Bapakku juga hanya tamat SR (sekolah rakyat), tapi dia mengantarkan anak-anaknya mencapai tingkat pendidikan tinggi, dia bekerja keras untuk itu. Dan dia menularkan semangat kerja kerasnya buat anak-anaknya. Dia selalu mengatakan, belajarlah nak dengan keras biar kamu termasuk kelompok orang-orang yang berilmu. Jangalah melihat orang-orang yang tak belajar itu, walaupun mereka berlimpah materi tapi mereka termasuk kurang beruntung karena tak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi.
Mengingat nasehat bapak, tak sabar rasanya memberitahu kawanku itu bagaimana dia harus menjawab ke anak-anaknya, bahwa kerja keras akan membawa hidupmu bermanfaat bagi orang lain, belajar akan mengantarkanmu menjadi manusia yang punya peluang untuk memperbaiki diri sendiri dan diri orang lain.
Presiden, menteri, atau jabatan apapun bukanlah tujuan dari pendidikan formal yang dijalani. Jabatan adalah alat untuk berbuat lebih kepada ummat dan bangsa. Jika pendidikan ditujukan untuk memperoleh jabatan, maka proses yang dilalui akan terasa sangat melelahkan jika jabatan tak kunjung diraih.
Tengoklah, betapa jelasnya tujuan pendidikan yang ditulis dalam undang-undang sistem pendidikan nasional kita. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Semakin kau kejar jabatan itu maka semakin lelahlah engkau, tapi semakin banyak engkau berbuat buat orang lain, bukan hanya jabatan di dunia ini yang akan mengejarmu, tapi janji Allah telah menunggumu. Bekerjalah kawan, karena Allah dan Rasul-Nya beserta orang-orang mukmin menyaksikan apa yang engkau kerjakan. (tertera dalam QS. At Taubah 105)
Selamat bekerja Menteri Susi, teruslah bekerja keras buat bangsa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H