Lihat ke Halaman Asli

Atik Dwi Agustin

Guru/ SMA NEGERI 3 TUBAN

Pembelajaran Tembang Macapat dengan Media Kuis Wordwall

Diperbarui: 12 Desember 2022   14:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LK 3.1 Menyusun Best PracticesMenyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode   Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran

Belajar Tembang Macapat  Dengan media kuis  Wordwall

Lokasi SMA Negeri 3 Tuban
Lingkup PendidikanSMA
Tujuan yang ingin dicapai : Menumbuhkan rasa senang, serta memunculkan kembali ketertarikan peserta didik pada pembelajaran Bahasa Jawa.
PenulisAtik Dwi Agustin
Tanggal 26 April 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini?

Menurunnya kemampuan berbahasa Jawa standar pada lingkungan usia remaja bahkan usia dewasa menimbulkan perasaan yang menyedihkan sekaligus rasa ketakutan yang amat tinggi, penggunaan Bahasa Jawa standar di lingkungan mereka.

Lebih kusus di daerah Kota Batu sangat memprihatinkan, mulai dari usia anak-anak yang terbiasa menggunakan Bahasa Dialek daerah setempat tanpa memandang usia saat berkomunikasi, terlebih pengaruh penggunaan Bahasa Indonesia yang sangat cepat berkembang dan menjadi bahasa "aman" untuk berbicara dengan orang lain disekitarnya. Hal ini tentu berhubungan dengan beberapa faktor yang menjadikan mereka sangat jarang menggunakan Bahasa Jawa standar sesuai tingkatan yang seharusnya digunakan dikehidupan sehari-harinya.

Faktor yang menyebabkan sangat minimnya penggunaan Bahasa Jawa standar diusia remaja sampai dewasa adalah sebagai berikut:
1.Kebiasaan di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat yang menggunakan bahasa dialek  ngoko dan bahasa Indonesia.
2.Kurangnya kepedulian orang tua untuk menegur penggunaan Bahasa Jawa yang salah yang digunakan anak- anaknya.
3.Kurangnya pengetahuan tentang kosa kata Bahasa Jawa. (ngoko-krama)

Penerapan berbagai strategi untuk pembelajaran tahap awal adalah dengan cara membuat peserta didik merasa senang dan suka terhadap pelajaran Bahasa Jawa terlebih dahulu. Hal ini sangat penting
dilakukan untuk memantik minat peserta didik untuk mempelajari Bahasa Jawa, dan lebih jauhnya untuk menerapkan Bahasa Jawa standar   dikehidupan bermasyarakat.

wordwall-2-jpg-6396dad7ee794a2f1c44c4b2.jpg

Kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi peserta didik dan tentunya juga bagi guru sangat penting diterapkan pada kegiatan pembelajaran, hal    ini untuk memulai rasa ketertarikan bagi peserta didik untuk pembelajaran Bahasa Jawa, saya rasa akan sangat berguna dan bermanfaat untuk pembelajaran Bahasa Jawa dimanapun diterapkan, tentu masalah tentang kurang tertariknya peserta didik terhadap pelajaran Bahasa Jawa  sudah menjadi hal yang umum dimanapun tempatnya, kususnya pada anak usia remaja yang masih labil dalam menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari.

Peran dan tanggung jawab seorang guru tentu sangat besar dalam kegiatan seperti ini, yang sangat jelas dan menjadi fokus  adalah untuk menumbuhkan ketertarikan peserta didik pada pembelajaran Bahasa Jawa,  dengan cara menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan tentu menarik akan mempengaruhi keberhasilan tujuan untuk menumbuhkan ketertarikan peserta didik pada pembelajaran Bahasa Jawa ini.

Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,Beberapa tantangan tentu saja ada dalam setiap kegiatan seperti ini, seperti halnya dari diri peserta didik sendiri, antara lain:
1.Kurangnya ketertarikan dalam menerapkan Bahasa Jawa
2.Kurangnya ketertarikan untuk mempelajari   Bahasa Jawa
3.Kurangnya ketertarikan untuk memepelajari tembang macapat
4.Peserta didik lebih tertarik dengan lagu jawa versi modern.

Tentu dengan berbagai kekurangan yang timbul dari peserta didik bisa lebih menjelaskan bagaimana tantangan sebagai guru untuk memantik ketertarikan peserta didik untuk terus mempelajari, mengetahui dan menerapkan Bahasa Jawa pada kehidupan sehari-hari.
Faktor yang juga ikut menyumbang adanya tantangan untuk ketercapaian yang akan dituju tidak hanya dari diri peserta didik, tetapi juga dari  lingkungan keluarga, antara lain:
1.Kurangnya rasa peduli orang tua terhadap bahasa yang digunakan anak di rumah
2.Pengaruh pergaulan di lingkungan rumah yang  sangat jarang mendengarkan lagu tembang macapat.
3.Peran orang tua yang sedikit sekali jaman sekarang mengenalkan lagu-lagu tembang macapat.
 
Tentu hal diatas  menimbulkan  tantangan yang juga tidak kalah berat untuk ketercapaian yang diharapkan, hal ini dikarenakan jam tatap muka peserta didik, dan durasi komunikasi yang dilalui peserta didik masih jauh lebih banyak di lingkungan keluarga dan juga masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline