Atiek Rahmawati
6 PAI A7
Mahasiswa UNISNU Jepara
Harta yang paling berharga, adalah keluarga
Istana yang paling indah, adalah...Keluarga
Puisi yang paling bermakna, adalah keluarga
Mutiara tiada tara, adalah ... Keluarga
Itulah sepenggal bait lagu "Keluarga Cemara" yang dijadikan lagu Original Soundtrack, salah satu sinetron paling berkesan di era 90-an yaitu Keluarga Cemara.
Menjadi keluarga yang harmonis dengan mengedapankan pendidikan karakter dan akhlakul karimah adalah dambaan dan harta yang paling berharga oleh setiap kepala keluaga, dan keluarga harmonis adalah suatu tantangan tersendiri di era milenial saat ini, Mengapa demikian? Karena kehidupan keluarga saat ini banyak terkontaminasi dengan hal-hal yang berkaitan dengan kemajuan teknologi dan informasi di era milenial saat ini.
Banyak kita saksikan anak-anak usia tingkat sekolah dasar dan menengah saat ini, sangat akrab dengan alat komunikasi yang canggih ini guna berselancar di dunia maya untuk berasyik masuk bermain sosial media lewat aplikasi facebook, whatshapp, instragram, telegram dan sebagainya. Hal itu memungkinkan anak-anak untuk mengakses informasi yang sifatnya lokal, nasional, dan internasioal diaksesnya dengan mudah tanpa mengabaikan nilai-nilai positif dan religius yang terkandung di dalamnya.
Tidak hanya itu saja, di antara dampak negatif yang ditimbulkan adalah waktu belajar mereka tersita habis digunakannya untuk mengakses internet selama berjam-jam lamanya, bahkan tugas sekolah yang menjadi kewajiban sebagai siswa pun tak luput diabaikan, selain itu juga anak-anak bahkan cenderung mengabaikan kepedulian lingkungan di sekitar rumah, karena disibukkan dengan pikiran yang dikuasai dengan dorongan untuk memenuhi tawaran-tawaran yang menawan yang ada dalam smartphone dan komputer sehingga waktu mereka terkuras habis bahkan tidak tersisa untuk keperluan guna menyelesaikan tugas di rumah sebagai anggota keluarga.
Selain hal tersebut dengan adanya dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi secara pesat, hal itupun menjadi tantangan tersendiri, karena sikap kepedulian sosial dan bersahabat serta komunikatif pun sudah tergantikan, di mana kunjungan silaturahim antar teman dan warga lingkungan rumah serta komunikasi dan tegur sapa serta jabat tangan dengan teman, warga dan anggota keluargapun menjadi pemandangan langka di era milenial, karena anak-anak beranggapan dengan komunikasi lewat handpone dianggapnya sudah cukup tanpa harus adanya tegur sapa, salam silaturrahim, senyum dalam kehidupan sehari-hari mereka saat ini.