Mungkin ini karena efek kerinduan menggebu pada dunia tulis menulis yang sempat agak lama terhenti sehingga seolah diri ini terasa berat untuk meninggalkan kegiatan menulis walau hanya sebentar.
Belum sampai hitungan minggu atau hari bahkan hitungan jam, tiba-tiba rasa diri ini muncul dan ingin kembali menuliskan segala pemikiran dan perasaannya ke dalam tulisan.
Ibarat kata, saat ini, penulis dan tulisannya bagaikan dua sejoli yang sedang di mabuk asmara dan sulit untuk dipisahkan.
Yang ada dalam pikiran dan perasaan penulis adalah tulisan. Mau makan, ingat dia. Mau nonton, ingat dia, mau tidur, ingat dia. Mau jalan, ingat dia. Mau ke mana saja dan mau apa saja selalu ingat dia. Sehingga kapanpun dan di manapun selalu ingat dia. Seolah dunia dan segala isinya ini hanya tentang penulis dan tulisannya.
Memang cinta bagaikan magnet yang akan menarik segala perhatian kita kepada apa yang dicinta.
Menulis memiliki kenikmatan tersendiri dan bisa memberikan candu yang dapat membuat kita ketagihan.
Menulis bisa memberikan efek ekstase yakni seperti memberikan perasaan senang, riang dan gembira yang luar biasa.
Tapi ketika teringat kata-kata bijak yang mengatakan bahwa segala hal yang berlebihan mengandung keburukan, maka penulis berusaha menyadarkan diri dan mengendalikan emosi yang berlebihan tersebut.
Memang keindahan dan kenikmatan yang dirasakan ketika sudah terlanjur jatuh cinta pada dunia tulis menulis sungguh melenakan dan dapat menimbulkan kerinduan yang mendalam terhadapnya, tetapi penulis harus tetap terjaga dan memegang kendali agar tidak terlalu berlebihan terhadapnya.
Agar suatu ketika, saat harus berpisah lagi dengannya karena urusan dan kegiatan penulis di dunia nyata, tidak sampai meninggalkan derita pada hati karena harus jauh darinya untuk sementara waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H