Lihat ke Halaman Asli

akhmad taufiq hariyadi

Majulah Indonesiaku

Majulah Indonesiaku (Dialog 11: Sekilas Pandang Perjalanan Sejarah Indonesia hingga Saat Ini)

Diperbarui: 1 Oktober 2015   09:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

DIALOG 11: Sekilas pandang perjalanan sejarah Indonesia hingga saat ini

Orang bertanya: "Saya ingin berdiskusi dengan anda mengenai Indonesia, karena saya tertarik pada optimisme yang anda bawa dalam setiap tulisan-tulisan anda tentang Indonesia."

Orang optimis: "Iya silahkan. Saya yakin semua orang menginginkan hidup yang aman, nyaman, tentram & damai. Hanya saja untuk mendapatkan itu semua, ada yang menggunakan cara yang positif & ada yang negatif. Untuk orang-orang yang menggunakan cara yang positif, maka perasaan (aman, nyaman, tentram & damai) yang ia peroleh adalah perasaan yang nyata sedangkan yang menggunakan cara yang negatif, perasaan yang dia dapatkan itu bersifat semu & sementara saja. Sebagai contoh, dengan kekuasaan & kekayaan yang seseorang miliki, maka dia dapat memperoleh semua perasaan itu (aman, nyaman, tentram & damai). Apabila kekuasaan & kekayaan yang dia miliki, diperoleh dengan jalan yang baik, maka perasaan yang dia peroleh, terasa nyata & tanpa diiringi rasa khawatir & takut. Apabila kekuasaan & kekayaan yang dia miliki diperoleh dengan jalan yang buruk, maka perasaan yang dia peroleh, terasa semu & sementara, karena akan muncul berbagai kekhawatiran & ketakutan terhadap akibat dari jalan buruk yang diambilnya, demi mendapatkan kekuasaan & kekayaan yang dimilikinya."

Orang bertanya: "Wow! Penjelasan anda sungguh mencerahkan & menyejukkan saya. Andai hal ideal yang anda katakan itu benar-benar terjadi di dunia nyata, betapa indahnya hidup ini."

Orang optimis: "Tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini. Jika saya atau anda tidak bisa melakukan & mewujudkan hal tersebut, pasti di suatu tempat di belahan bumi ini, ada seseorang yang bisa melakukan & mewujudkan hal tersebut. Meskipun begitu, paling tidak jika kita telah berusaha untuk menuju kepada kondisi yang ideal tersebut, itu artinya kita sudah selangkah lebih dekat kepada kondisi ideal itu walaupun hanya sampai sebatas yang mampu kita capai. Jadi kita tidak boleh pesimis, kita harus terus optimis & berusaha semaksimal mungkin sejauh yang bisa kita lakukan."

Orang bertanya: "Terima kasih telah menggugah & memotivasi diri saya agar tetap optimis."

Orang optimis: "Tentulah. Kita harus saling mengingatkan & mendorong serta bahu membahu dalam gerakan memajukan Indonesia melalui pencerahan-pencerahan seperti ini, agar gerak langkah kita bisa terarah & tepat ke tujuan."

Orang bertanya: "Mmm...aku setuju dengan anda. Saya ingin mengetahui pandangan anda mengenai perjalanan negara kita hingga saat ini seperti apa. Bisa anda uraikan seperti apakah pandangan anda itu?"

Orang optimis: "Dalam perjalanan sejarah negara kita, untuk sampai pada keadaan seperti saat ini, negara kita telah melakukan sejumlah besar pengorbanan. Pada masa sebelum & setelah kemerdekaan, sudah tidak terhitung pengorbanan rakyat & para pahlawan dalam rangka meraih & mempertahankan kemerdekaan. Begitupun pada masa orde lama & orde baru, banyak pengorbanan yang telah dilakukan dalam rangka mengisi kemerdekaan & membangun negara, yang puncaknya adalah pengorbanan besar berupa krisis ekonomi yang menyadarkan & mendorong adanya perubahan besar yang membawa negara kita kepada masa reformasi. Perjalanan masa reformasi yang bergerak lambat karena besarnya pengaruh orde sebelumnya yang telah mengakar dari kalangan bawah sampai kalangan atas sehingga akhirnya membawa kita ke masa revolusi mental."

Orang optimis: "Idealnya masa revolusi mental adalah masa merombak mental ke mental yang benar, baik & kuat. Kualitas mental seperti ini adalah kualitas mental pemenang yang akan menjadi motor penggerak kemajuan Indonesia. Sehingga jika revolusi mental malah menghasilkan kemerosotan mental yang hanya membuat kegaduhan & kemunduran negara dalam mencapai negara yang maju & berdaulat serta berlandaskan pancasila, maka itu berarti terjadi pembelokan makna revolusi mental ke pengertian yang sempit & negatif. Ketika itu terjadi, kita jangan mau dibelokkan & kita harus tetap berjalan lurus di atas makna positif revolusi mental yang membangun & memajukan bukan malah berbelok kepada makna negatif yang merobohkan & memundurkan."

Orang bertanya: "Apa yang perlu kita lakukan untuk mengantisipasi hal tersebut?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline