Lihat ke Halaman Asli

Athma hidayah Syahputra

mahasiswa Universitas Islam Indonesia

Melihat Dibalik Tercemarnya Udara Kabupaten Paser oleh Asap

Diperbarui: 16 Oktober 2023   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : instagram @bpbdpaserInput 

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana lingkungan yang sering terjadi di Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan. Salah satu daerah yang mengalami karhutla adalah Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser, luas lahan yang terbakar di Paser mencapai 537,87 hektare pada tahun 2023. Karhutla di Paser terjadi di berbagai jenis lahan, mulai dari perkebunan, pertanian, permukiman, hingga hutan dan semak belukar.

Karhutla di Paser juga menyebabkan kabut asap yang mengganggu kesehatan dan aktivitas Masyarakat. kabut asap yang terjadi di kabupaten paser diakibatkan kebakaran hutan yang tidak kunjung mereda. Memang kabut asap baru terasa dampaknya  kepada Masyarakat akhir-akhir ini, namun karhutla yang terjadi di Paser telah terjadi sejak akhir juli lalu.

Karhutla yang terjadi di Paser disebabkan oleh berbagai faktor, baik terjadi secara alamiah maupun  manusia. Faktor alamiah yang memicu karhutla adalah kemarau panjang yang menyebabkan lahan menjadi kering dan mudah terbakar. Selain itu, adanya angin kencang juga dapat menyebar api ke lahan lainnya. 

Faktor manusia yang menyebabkan karhutla adalah pembukaan lahan dengan cara dibakar, baik oleh pemilik kebun maupun masyarakat yang membakar sampah. Kebiasaan membakar lahan ini dilakukan karena dianggap lebih murah, cepat, dan mudah daripada menggunakan alat mekanis. Namun, pembakaran lahan ini sering tidak terkontrol dan merembet ke lahan lainnya. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat dan penegakan hukum juga menjadi faktor yang memperparah karhutla di Paser. Saat ini pemerintah belum mengambil tindakan tegas terhadap kasus ini.

Permasalahan kabut asap dan kebakaran hutan nampaknya merupakan bencana "musiman" yang terjadi di kabupaten paser. Pasalnya bencana ini hampir terjadi di setiap tahunnya. Pemerintah perlu menemukan solusi agar permasalahan ini tidak terjadi terus-menerus.

Karhutla   menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, ekonomi, dan kesehatan masyarakat. Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh karhutla adalah kerusakan ekosistem, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pencemaran udara.

            Karhutla menghancurkan habitat flora dan fauna yang hidup di hutan dan di lahan. Banyak dari satwa liar yang kehilangan habitatnya, tidak ada tempat bagi hewan untuk menetap dan mencari makan, akibatnya populasi dari satwa liar akan berkurang bahkan bisa terancam punah, terkhusus satwa liar yang dilindungi.  

            Dampak ekonomi yang dapat ditimbulkan oleh karhutla adalah kerugian materi, menurunnya produktivitas, dan gangguan transportasi. Karhutla mengakibatkan kerusakan lahan dan infrastruktur yang membutuhkan biaya besar untuk pemulihan. Karhutla juga mengurangi hasil panen dan kualitas produk pertanian dan perkebunan, menyebabkan kabut asap yang dapat mengganggu lalu lintas jalan dan mengurangi mobilitas sehingga menggangu produktifitas masyarakat.

            Dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh karhutla tidak bisa dianggap sepele, bahkan penyakit yang ditimbulkan bisa menyebabkan penyakit serius. Kabut asap yang dihasilkan oleh karhutla mengandung partikel halus dan zat kimia berbahaya yang dapat masuk ke saluran pernapasan dan menyebabkan iritasi, infeksi, bahkan kanker. Kabut asap juga dapat mengiritasi mata dan kulit, menyebabkan kulit kemerahan bagi orang yang memiliki kuit sensitive. Kabut asap sangat berbahaya bagi Kesehatan tubuh manusia.

Kabut asap dapat menyebabkan orang lanjut usia dan anak-anak yang memiliki daya tahan tubuh rendah akan lebih mudah mengalami gangguan kesehatan.
Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), sesak nafas, dan bagi yang memiliki riwayat penyakit asama dan penyakit paru-paru dapat mempeburuk kondisi kesehatan. Tidak hanya itu, kabut asap dapat menutupi sinar matahari yang masuk sehingga sinar matahari yang dibutuhkan manusia sebagai vitamin D tidak tersalurkan dengan maksimal.

            Untuk mengatasi masalah ini tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) telah membuat Tim Reaksi Cepat(TRC) untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat daerah terkait terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sosialisasi ditujukan kepada petani dan Masyarakat di daerah yang berpotensi terjadinya karhutla. Saat ini pemerintah Paser mengeluarkan status darurat asap dan himbauan untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline